KabarNusa.com – Pemerintah Kabupaten Badung berupaya mempertahankan keberadaan subak yang memiliki arti penting bagi sektor pertanian yang telah menjadi warisan budaya dunia.
Bupati Badung Anak Agung Gde Agung menyatakan, Pembangunan pertanian di Badung saat ini berada pada momentum yang cukup kondusif.
Hal ini, dapat dilihat dari beberapa indikator kinerja yang cukup baik.
“Guna menjaga momentum pembangunan sektor pertanian yang cukup kondusif saat ini, Pemerintah berkeyakinan bahwa Pekaseh dan Kelian Subak masih memiliki komitmen yang sama dengan Pemerintah,” katanya dihadapan rapat Pleno Pekaseh dan Kelian Subak Abian, Selasa (18/11/2014).
Pertemuan para pekaseh itu merupakan salah satu media interaksi yang efektif, antara Pemerintah dengan petani, guna menyamakan persepsi yang berkaitan dengan pertanian.
“Mari kita bersama untuk tetap berupaya mempertahankan eksistensi Subak yang adi luhung, bahkan telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia,” ungkapnya sebagaimana dibacakan Wakil Bupati Made Sudiana.
Lebih lanjut dikatakan, pertanian merupakan sumber budaya. Budaya itu adalah roh dari pariwisata yang hasil dan dampaknya sangat dirasakan.
Karenanya, pemerintah selalu menempatkan kepentingan petani sebagai prioritas untuk mendapatkan insentif.
Dicontohkan, dalam kebijakan perpajakan seperti PBB, insentif/keringanan diberikan sampai nol persen untuk jalur hijau, lahan produktif, lahan limitasi, BPHTB dan lain sebagainya.
Hal ini dilandasi pemikiran bahwa sektor pertanian selain memiliki fungsi produksi, juga memiliki fungsi ekologi, idiologi, estetika dan budaya.
Tidak jarang sumberdaya pertanian yang notabene sumberdaya privat (pribadi), justru diarahkan untuk memberikan jasa kepada publik Oleh karena itu wajarlah pertanian kita proteksi untuk berkelanjutan,” katanya. (gek)