DENPASAR – Sebagai bentuk kepedulian perhatian kepada Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Boost Sanur Village Festival 2018 kali ini sengaja mengangkat tema ‘Mandala Giri’. Tema itu merupakan sebuah semangat pemikiran untuk memusatkan perhatian kembali kepada Gunung Agung.
Ketika aktivitas vulkanik Gunung Agung meningkat pada November 2017 dan berulang erupsi hingga saat ini adalah kenyataan yang memberikan refleksi dalam hal kemanusiaan, persaudaraan, dan pendekatan terhadap alam.
Sanur meskipun tidak memiliki gunung, tetapi dari kawasan pantai dapat disaksikan panorama Gunung Agung yang anggun.
Selain itu Sanur memiliki pura yang merupakan pelinggih Gunung Agung, seperti terdapat di Pura Giri Kusuma yang bermakna candi bunga yang dibangun di tengah air. Hal ini mencerminkan telah adanya kesadaran pentingnya gunung.
“Bagi masyarakat Bali, letusan gunung bukan hanya sebagai pralina, tetapi juga utpeti atau proses penciptaan kehidupan baru,” tutur Ketua Umum Boost Sanur Village Festival Ida Bagus Gede Sidharta Putra dalam keterangannya kepada wartawan Senin 20 Agustus 2018.
Aliran mineral yang dibawa oleh air dan abu gunung memberikan kesuburan dan kerahayuan atau kesejahteraan. Peristiwa erupsi juga diartikan sebagai tanda-tanda alam bagi kehidupan manusia.
Saat Gunung Agung meletus pada 1917, dianggap sebagai teguran dewata karena manusia mengabaikan Pura Besakih. Begitu letusan pada 1963 dipercaya sebagai bentuk kemarahan dewata karena terjadi ketidakseimbangan lingkungan serta tingkah laku manusia yang lalai menghormati dewa.
Meningkatnya aktivitas vulkanik Gunung Agung secara sains telah banyak dikupas, tetapi di balik itu barangkali bisa dimaknai pula secara spiritual sebagai tanda-tanda alam yang memberikan kesadaran bagi manusia untuk mengambil kearifan penyikapan ke depan.
Semangat inilah menurut Gusde, sapaan Gede Sidarta, yang hendak dihimpun menjadi kekuatan yang senantiasa menyadarkan kita untuk berempati, ‘menyama braya’ maupun hormat dan berbuat yang terbaik bagi alam.
Masyarakat Bali yang menjujung filosofi kehidupan Tri Hita Karana, dingatkan secara terus-menerus untuk menjaga Bali baik secara keduniaan maupun taksunya.
Kekeluargaan, gotong royong (ngayah), metetulung, dan rasa memiliki telah terbukti mengantar festival ini menjadi kegiatan komunal yang memberikan kemanfaatan nyata bagi warga dan sejumlah komunitas desa pesisir ini dan sekitarnya.
Spirit kreativitas, motivasi, dan inovasi ala Sanur yang diwadahi dan disalurkan melalui festival ini bakal terus dikembangkan untuk mewujudkan tatanan sosial dan budaya yang berkesejahteraan dan berkedamaian.
Gusde terus melakukan eksplorasi untuk menghadirkan inovasi baru bagi kemajuan Sanur. Melalui Boost Sanur Village Festival ia berupaya menghasilkan produk-produk industri ikutan yang sangat diperlukan bagi pengembangan bisnis masa depan.
Program Boost Sanur Village Festival tetap mengedepankan aktivitas lingkungan, seni budaya, hiburan, sport, kuliner, pariwisata, pameran dan lainnya. (rhm)