|  | 
| Kepala Dinas Pariwisata Bali I Putu Astawa saat memukul gong membuka secara simbolis Workshop Nasional SPMAA di Denpasar, Bali, Rabu (7/10/2020) | 
Denpasar – Bali merupakan pulau pariwista. Namun sejak adanya Covid-19
 sejak tujuh bulan yang lalu, kunjungan wisatawan tidak ada, devisa hilang dan
 banyak warga Bali yang kehilangsn pekerjaan.
Sehingga harus mencari upaya bagaimana masyarakat Bali bisa kembali produktif
 dan tetap sehat. Salah satunya dengan menerapkan protokol kesehatan di setiap
 tempat.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengungkapkan hal itu
 dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Pariwisata Bali  I Putu
 Astawa saat membuka Workshop Nasional Yayasan Sumber Pendidikan Mental Agama
 Allah (SPMAA) yang digelar di Hotel Harris, Denpasar, Bali, Rabu (7/10/2020).
Wagub Bali yang populer dipanggil dengan nama Cok Ace ini menyanyambut baik
 Workshop Nasional SPMAA yang digelar di Bali yang tetap menerapkan protokol
 kesehatan secara ketat dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak dan
 sering mencuci tangan.
“Protokol kesehatan harus selalu diterapkan secara ketat di setiap tempat,”
 katanya mengingatkan.
Menurut Cok Ace, sebelum adanbya pandemi Covid-19 Bali dikunjungi wisatawan
 sekitar 6,3 juta orang setahun. Sejak adanya covid-19 tujuh bulan yang lalu
 wisatawan tidak ada, devisa hilang, dan banyak warga Bali yang kehilangsn
 pekerjaan.
Sehingga harus mencari upaya bagaimana masyarakat Bali bisa produktif dan
 tetap sehat. Salah satunya dengan protokol kesehatan di setiap tempat.
“Setelah pariwisata Bali dibuka tanggal 31 juli lalu, ada sekitar limaribuan
 wisatawan yang datang. Semoga kondisi wisata di Bali segera bisa kembali
 membaik,” katanya berharap.
Ditemui secara terpisah, Pengasuh Yayasan SPMAA Bali yang juga Ketua Umum
 Panitia Workshop Nasional SPMAA Gus Glory Islamic mengemukakan, Workshop SPMAA
 Nasional di Bali tahun ini sengaja mengusung thema “Peran Organisasi
 Masyarakat Dalam Membangun Ekonomi, Parisiwisata dan Pendidikan Bali di tengah
 Pandemi” memiliki beberapa tujuan.
“Workshop SPMAA yang dihadiri 110 peserta dari 72 Cabang Kabupaten Kota yang
 tersebar di 23 Provinsi di Indonesia ini digelar di Bali di masa pandemi
 memiliki beberapa tujuan,” katanya.
Tujuan tersebut di antaranya adalah, mempromosikan pariwisata Bali ke delegasi
 pertemuan, mengenalkan masing masing budaya dan filosofi Bali dan daerah lain
 di Indonesia, memformulasikan ide-ide dan terobosan ekonomi kreatif antar
 cabang SPMAA dan Bali, mendorong terwujudnya kerjasama ekonomi antar provinsi
 delegasi dengan masyarakat Bali dan menggali pengalaman terbaik atau best
 practice pendidikan kreatif di Bali.
Menurut Gus Glory, targetnya adalah delegasi membawa kesan baik dan tertarik
 mempromosikan Bali di daerahnya masing masing, adanya pertukaran pengalaman
 dan pengetahuan tentang filosofi kebhinekaan dan NKRI, dirumuskannya kerjasama
 kongkrit antar delegasi khususnya dengan kreatifitas ekonomi Bali, adanya
 kesepahaman dan kesepakatan tentang formula ekonomi menghadapi pandemi serta
 didapatnya pengalaman pendidikan inovatif menghadapi pandemi.
“Workshop digelar selama enam hari mulai 7-12 Oktober. Selama enam hari
 teresebut peserta akan mengikuti kegiatan seminar, diskusi usaha ekonomi
 produktif dan tour wisata. Seminar menghadirkan narasumebr dari Yayasan Tri
 Hita Karana Bali, Pondok Pesantren Gontor dan Pondok Pesantren Tebuireng Jatim
 serta Para Gus dari SPMAA,” pungkasnya.(gus)
 
 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 