Yogyakarta – PT KAI Bandara berencana membangun hall khusus kereta api bandara (KA Bandara) di sisi utara Stasiun Yogyakarta, yang akan dinamakan Stasiun Tugu Yogyakarta Ultimate.
Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan mengurai kepadatan di area stasiun yang ada saat ini.
Direktur Utama KAI Bandara, Porwanto Handry Nugroho, dalam konferensi pers KAI Bandara Glow Night Fun Run 90’s di Hotel Santika pada Jumat (25/7/2025), menjelaskan bahwa pengembangan ini akan menjadi pusat pelayanan antar moda terbesar di Yogyakarta.
“Untuk Stasiun Yogyakarta, tepatnya sisi utara, itu nanti desain Stasiun Tugu Ultimate, sebutannya ultimate, karena nanti itu menjadi pusat pelayanan antar moda yang cukup besar di Kota Yogyakarta,” ujarnya.
Pembangunan akan mencakup hall baru yang menghadap ke utara khusus untuk KA Bandara, dilengkapi dengan fasilitas parkir dan akses yang lebih luas.
Jalan eksisting di area tersebut akan digeser ke utara untuk mengakomodasi infrastruktur baru, yang juga akan berdampak pada perubahan arus lalu lintas.
Handry menambahkan bahwa desain proyek sudah rampung, namun realisasi eksekusi masih menunggu proses internal dan perizinan, termasuk dari Keraton Yogyakarta dan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
“Desainnya sudah ada. Tinggal nanti tunggu eksekusinya. Mungkin bisa segera. Dan izin dari Sultan dan segala macamnya itu sudah dalam proses,” ungkapnya.
Alasan utama penambahan akses ini adalah kondisi Stasiun Tugu yang saat ini sudah “overload,” terutama pada musim libur panjang seperti Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.
Sebagai stasiun pulau dengan jalur rel di kiri dan kanan, kapasitasnya terbatas.
“Sebenarnya selama ini kalau kita jujur, Stasiun Yogyakarta kali ini sudah overload. Apalagi di sisi timur juga ada perlintasan, ini yang saat momen ramai itu bikin macet,” jelas Handry.
Stasiun Yogyakarta Ultimate juga akan dilengkapi dengan bangunan yang melangkahi rel, berfungsi sebagai penghubung sisi utara dan selatan stasiun. Namun, area heritage di sisi selatan akan tetap dipertahankan tanpa perubahan.
Konsep stasiun baru ini akan mengusung sistem “one stop service,” di mana tidak hanya melayani naik turun penumpang, tetapi juga menyediakan fasilitas belanja oleh-oleh, akomodasi penginapan, dan kebutuhan lainnya.
“Konsepnya one stop. Orang datang ke Jogja, kalau jalan-jalan sampai malam enggak sempat cari oleh-oleh, semua sudah ada di stasiun. Bahkan penginapan juga disediakan,” imbuhnya.
Terkait pengembangan di Stasiun Lempuyangan, Handry menegaskan bahwa PT KAI Bandara hanya bertanggung jawab atas pengembangan yang berkaitan dengan layanan KA Bandara.
Untuk detail anggaran dan teknis proyek secara keseluruhan, ia menyarankan untuk menghubungi langsung humas PT KAI Induk. ***