Stop Darurat Sampah! Pemkot Yogyakarta Tutup Permanen Depo Kotabaru, Dorong Perubahan Perilaku Warga Jelang Nataru

LMandala Krida dan Kotabaru, menjadi prioritas utama dalam operasi pembersihan intensif dijadwalkan selama 10 hingga 11 Desember 2025.

12 Desember 2025, 05:07 WIB

Yogyakarta– Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengambil langkah darurat dan agresif dalam penanganan penumpukan sampah di berbagai depo.

Percepatan ini dilakukan intensif oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) demi memastikan seluruh depo sampah di kota pelajar ini benar-benar bersih sebelum gelombang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025 tiba.

Pada Rabu (10/12/2025), suasana kesibukan terlihat jelas saat Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, turun langsung ke lapangan. Bersama jajaran DLH, Hasto Wardoyo  meninjau operasi pengangkutan di sejumlah titik kritis, termasuk Depo Mandala Krida, Langensari, Kotabaru (Depo RRI), dan Tompeyan.

“Kita berusaha supaya sampah yang banyak ini bisa habis sebelum Natal dan Tahun Baru,” tegas Wali Kota Hasto kepada awak media di Depo Kotabaru.

Wali Kota Hasto tak menampik beberapa depo masih mengalami kelebihan kapasitas yang signifikan, terutama Mandala Krida, Kotabaru, dan Tompeyan.

Dua depo pertama, Mandala Krida dan Kotabaru, menjadi prioritas utama dalam operasi pembersihan intensif yang dijadwalkan selama dua hari penuh, yakni pada 10 hingga 11 Desember 2025.

“Sebenarnya target saya tanggal sepuluh ini habis. Saya tungguin betul di lapangan. Mudah-mudahan hari ini separuh lebih sudah beres, jadi besok bisa selesai,” ungkapnya penuh harap.

Untuk mengakselerasi proses ini, Pemkot akan memaksimalkan tambahan kuota pembuangan sampah ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan yang diberikan oleh Pemda DIY.

Setelah pembersihan tuntas, Wali Kota Hasto menegaskan bahwa Depo Kotabaru (RRI) akan segera ditutup karena lokasinya dianggap tidak tepat.

“Saya akan berusaha untuk RRI ini karena tempatnya tidak tepat, akan kita tutup. Mohon doanya semoga bisa selesai,” ujarnya.

Kepala DLH Kota Yogyakarta, Rajwan Taufik, memaparkan strategi mobilisasi yang masif. Sebanyak 40 armada truk dikerahkan dengan target setiap truk mampu melakukan dua rit pengangkutan per hari.

“Minimal ada sekitar 80 rit yang bisa terangkut, dan targetnya kita maksimalkan sampai 100 rit per hari,” jelas Rajwan.

Rajwan memastikan Mandala Krida menjadi titik fokus utama mengingat volume sampahnya terbesar, diikuti oleh Depo Kotabaru yang dinilai sangat mendesak untuk dibersihkan karena berdekatan dengan pusat kegiatan keagamaan.

Kota Yogyakarta mendapat tambahan kuota pembuangan sebanyak 900 ton dari Pemda DIY untuk persiapan Nataru, di luar kuota reguler bulanan 1.200 ton. “Jadi, kita maksimalkan kuota yang ada. Kita optimis sebelum Natal dan Tahun Baru nanti semua depo sudah bersih,” tandasnya optimis.

Di tengah upaya keras Pemkot, Wali Kota Hasto kembali menyoroti akar permasalahan: rendahnya kebiasaan memilah sampah di tingkat rumah tangga dan pelaku usaha.

“Gerakan memilah ini harus terus dilakukan. Karena kalau dari awal sudah dipilah, yang dibawa ke depo hanya residu. Ini soal perubahan perilaku yang harus digerakkan terus,” tegasnya, mengingatkan bahwa solusi permanen ada di tangan setiap warga.***

Berita Lainnya

Terkini