Strategi KKP Bikin Produk Perikanan Berdaya Saing Global, Dukung Program Swasembada Pangan

Lewat kolaborasi tersebut, KKP mendorong inovasi, diversifikasi, peningkatan kualitas, dan kepatuhan terhadap standar produk.

17 Februari 2025, 21:32 WIB

Jakarta– Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan Swiss Economic Cooperation and Development (SECO) menyiapkan strategi mendorong produk perikanan Indonesia lebih kompetitif di pasar global. 

Melalui Global Quality and Standards Programme (GQSP), kolaborasi ini fokus pada peningkatan kapasitas pelaku usaha perikanan melalui pelatihan dan pendampingan teknis, serta penerapan standar operasional prosedur (SOP), termasuk aktivasi dan promosi merek (branding) komoditas perikanan unggulan, seperti udang, rumput laut, dan bandeng.

“Kolaborasi ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung program prioritas nasional, seperti swasembada pangan, hilirisasi, dan makan bergizi (MBG),” terang Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo di Jakarta, Senin 17 Februari 2025.

Lewat kolaborasi tersebut, KKP mendorong inovasi, diversifikasi, peningkatan kualitas, dan kepatuhan terhadap standar produk.

Upaya ini diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi, peningkatan mata pencaharian masyarakat, serta menjaga keberlanjutan ekosistem sumber daya kelautan dan perikanan.

“Pendampingan dalam penyusunan SOP untuk setiap entitas usaha diarahkan menjadi naskah akademik yang dapat dijadikan dasar dalam penyusunan regulasi terkait standar komoditas, agar mampu bersaing di pasar global,” urainya.

Selama tahun 2024, kolaborasi tersebut telah dilaksanakan di 16 kabupaten/Kota yang tersebar di 11 provinsi.

Budi Sulistiyo mencontohkan salah satu kegiatan yang dilakukan adalah budi daya rumput laut jenis “ulva” di Takalar (Sulawesi Selatan), Gunung Kidul (DI Yogyakarta), dan Buleleng (Bali).

Hasilnya, 6 kelompok pengolah keripik ulva berhasil meningkatkan mutu produk mereka melalui perbaikan penerapan standar mutu produk dan pengemasan,  serta strategi perluasan pasar, termasuk membuka peluang untuk menembus pasar ekspor.

“Alhamdulillah mereka bisa memperluas pasar ke daerah lain dan mengalami peningkatan penjualan Rp100 juta serta memperoleh investasi dari mitra,” terang Budi.

Selain itu, delapan UMKM rumput laut juga berhasil didampingi untuk mendapatkan sertifikat hazard analysis and critical control point (HACCP), halal, dan Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

Budi menyebut KKP juga menggandeng Badan Riset Nasional (BRIN) dan Koperasi Agar Makmur untuk mengembangkan bio-stimulan dari rumput laut jenis gracilaria dan sargassum dengan target produksi 1.000 liter/batch sebagai prebiotik serta pupuk hayati.

“Tentu ini mendukung ekonomi sirkular karena memanfaatkan limbah gracilaria sebagai bahan baku untuk menyuburkan tanah,” urainya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengingatkan bahwa sentuhan inovasi yang tepat akan dapat melesatkan daya saing produk kelautan dan perikanan nasional serta mendorong industri perikanan Indonesia yang maju dan berkelanjutan.

Dia pun mengajak berbagai pihak termasuk perguruan tinggi, berkolaborasi dalam menghadirkan inovasi, baik di bidang perikanan tangkap, pengolahan maupun budidaya perikanan.***

Berita Lainnya

Terkini