Survei BI: Optimisme Konsumen Bali Stabil Berkat Momentum Hari Raya

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menjelaskan "Stabilitas pertumbuhan IKK ini dipengaruhi momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Ramadan yang secara tradisional meningkatkan aktivitas konsumsi masyarakat.

6 Mei 2025, 21:04 WIB

Denpasar – Di tengah dinamika ekonomi global dan nasional yang penuh tantangan, optimisme konsumen di Provinsi Bali menunjukkan ketahanan yang menggembirakan pada Maret 2025. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali periode Maret 2025 mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada pada level optimis di angka 139,0, melampaui ambang batas 100.

Angka ini menunjukkan pertumbuhan moderat sebesar 0,9% secara bulanan (month-to-month/mtm) dibandingkan dengan posisi Februari 2025 yang sebesar 137,8.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, dalam keterangan pers yang disampaikan pada Selasa (6/5/2025), menjelaskan “Stabilitas pertumbuhan IKK ini dipengaruhi oleh momentum Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Ramadan yang secara tradisional meningkatkan aktivitas konsumsi masyarakat.”

Menariknya, IKK Bali mencatatkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan tren nasional. Secara nasional, indeks keyakinan konsumen justru mengalami penurunan dari 126,4 menjadi 121,1 pada periode yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa sentimen konsumen di Bali relatif lebih kuat dalam menghadapi tekanan ekonomi yang ada.

Lebih lanjut, data survei menunjukkan bahwa peningkatan IKK terutama didorong oleh Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang melonjak sebesar 2,8% (mtm) menjadi 151,3. Angka ini mencerminkan proyeksi positif konsumen terhadap kondisi perekonomian Bali ke depan.

Sementara itu, pertumbuhan IKK yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan tipis pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar -1,3% (mtm) menjadi 126,7. Meskipun demikian, Indeks Kegiatan Usaha Saat Ini tetap berada di zona ekspansi (di atas 100), menandakan aktivitas bisnis yang masih terjaga.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa keyakinan konsumen terhadap prospek ekonomi Bali tetap solid. Kebijakan responsif dari pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas konsumsi diyakini turut berkontribusi pada tren positif ini.

Langkah-langkah seperti intensifikasi operasi pasar murah dan pemantauan harga komoditas pangan utama (beras, cabai, bawang, telur, gula pasir, dan minyak goreng) menjadi strategi penting. Selain itu, inisiatif diskon harga tiket pesawat selama periode Idulfitri 2025 diproyeksikan memberikan dorongan tambahan bagi sektor pariwisata dan konsumsi.

Upaya stabilisasi harga yang dilakukan membuahkan hasil dengan terkendalinya tingkat inflasi Provinsi Bali di angka 1,89% secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga Maret 2025. Angka ini masih berada dalam kisaran target inflasi nasional sebesar 2,5±1%. Sinergi yang berkelanjutan antara BI Provinsi Bali dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga dan melindungi daya beli masyarakat.

Stabilitas harga yang terjaga diharapkan dapat menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan melalui penguatan konsumsi rumah tangga, peningkatan investasi, dan dukungan terhadap produktivitas. Dukungan stimulus fiskal dan non-fiskal dari pemerintah diharapkan dapat memitigasi dampak tantangan ekonomi eksternal.

Kolaborasi yang solid antara BI, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat memegang peranan vital dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat daya beli, yang pada akhirnya akan menopang pertumbuhan ekonomi Bali yang inklusif dan berkelanjutan. ***

Berita Lainnya

Terkini