Erwin Soeriadimadja, melanjutkan, terdapat beberapa tantangan UMKM khususnya untuk mengakses pembiayaan dari lembaga formal.
Pertama information gap antara lembaga keuangan dengan UMKM; Kedua keterbatasan informasi data UMKM potensial yang valid dan akurat yang dapat diakses oleh lembaga keuangan; dan ketiga ketersediaan laporan keuangan UMKM yang belum memadai.
“Database UMKM yang potensial untuk dibiayai diharapkan dapat mengurangi asymmetric information antara lembaga keuangan dengan UMKM”, tutur Erwin Soeriadimadja
Bank Indonesia: Nilai Transaksi QRIS Tembus Rp 24,97 Triliun
Hasil survei ini dapat dimanfaatkan oleh perbankan untuk mencari UMKM potensial yang dapat dibantu pembiayaannya dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas produk.
Disebutkan, data profil UMKM yang disajikan meliputi informasi pemilik, kegiatan usaha, tingkat persaingan usaha, total aset, rata-rata penjualan, proyeksi pertumbuhan, kebutuhan pembiayaan, taksiran aset untuk jaminan kredit serta jumlah dokumen persyaratan kredit.
Dengan tersedianya data profil UMKM tersebut, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pihak terutama bagi UMKM dalam rangka mempercepat akses pembiayaan dari perbankan.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Bali dan BPS Berkolaborasi Berikan Pelatihan Petugas SNLIK
Sebaran responden survei 50 UMKM meliputi 1 UMKM dari Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; 6 UMKM Industri Pengolahan; 14 UMKM Perdagangan Besar dan Eceran; 14 UMKM Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum; 14 UMKM aktivitas jasa lainnya, serta 1 UMKM Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya.
Bank Indonesia pada masa mendatang akan melengkapi atabase UMKM yang tersebar di Bali sebagai upaya untuk terus mendukung UMKM Bali agar naik kelas. ***