Denpasar- Kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali pada Agustus 2024 diprakirakan melanjutkan peningkatan dari bulan sebelumnya, tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali pada Agustus 2024 yang diprakirakan sebesar 116,7 atau secara tahunan tumbuh 12,3% (yoy).
Hal ini menunjukkan kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali masih tetap terjaga atau berada di level optimis (>100). IPR Bali tetap dalam tren peningkatan selama 31 (tiga puluh satu) bulan terakhir.
Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali merupakan survei bulanan terhadap 100 penjual eceran/pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya yang bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.
Persembahkan Banking AI Day, Indosat Memberdayakan Sektor Perbankan dan Keuangan Indonesia
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan bahwa perkiraan meningkatnya penjualan eceran tersebut didorong oleh pertumbuhan Sub Kelompok Suku Cadang dan Aksesori meningkat sebesar 4,5% (mtm), Barang Budaya dan Rekreasi sebesar 4,2% (mtm), Peralatan Informasi dan Komunikasi sebesar 3,5% (mtm) dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar 3,2% (mtm).
Hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah wisatawan pada peak season sehingga mendorong meningkatnya kegiatan pariwisata di Bali. Sementara itu pada Juli 2024, IPR tercatat sebesar 114,8 atau secara tahunan tumbuh 11,9% (yoy).
Peningkatan kinerja penjualan didorong oleh kenaikan permintaan dalam rangka persiapan tahun ajaran baru 2024/2025. Sejalan dengan Bali, penjualan eceran secara nasional pada Juli 2024 juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,5% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya.
Terbitkan Laporan Surveillance Perbankan Indonesia, OJK Ingatkan Prinsip Kehati-hatian Bank
Penjualan eceran di Bali diprakirakan terus mengalami peningkatan pada Oktober 2024 dan Januari 2025.
Responden memprakirakan penjualan pada 3 dan 6 bulan ke depan akan mengalami kenaikan yang ditunjukkan oleh Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Oktober 2024 dan Januari 2025 tercatat masing-masing sebesar 184,0 dan 194,0 atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat 178,0 dan 190,0. Dalam menjaga kinerja penjualan eceran dan tingkat konsumsi masyarakat,
Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali senantiasa berkoordinasi erat dalam menjaga stabilitas harga komoditas agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan ekonomi Bali tetap tumbuh kuat.***