Tahun 2020, XL Axiata Bukukan Pertumbuhan Solid

15 Februari 2021, 23:34 WIB
Ibu%2BDian%2BSiswarini 2
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini/ist

Jakarta – Pada tahun 2020 PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) tetap berhasil
mencatat pertumbuhan yang solid. XL Axiata meraih peningkatan pendapatan
layanan lebih dari 6% dibandingkan periode yang sama dari tahun sebelumnya
(YoY).

Tingkat profitabilitas yang berkelanjutan juga terjaga dengan baik, di mana
EBITDA meningkat sebesar 31% YoY, dan perusahaan kembali mencetak laba bersih
dinormalisasi sebesar Rp 679 miliar.

Koontribusi pendapatan dari data mencapai 92%, dengan penetrasi smartphone
mencapai 89% yang merupakan tertinggi secara industri. Di sisi lain, rerata
pendapatan per pelanggan atau ARPU campuran meningkat dari tahun sebelumnya Rp
sebesar 35.000 menjadi Rp 36.000.

Pembangunan jaringan data 4G terus berlangsung, dan hingga akhir 2020 telah
mencapai 458 kota/kabupaten di berbagai wilayah di Indonesia dengan lebih dari
54 ribu Base Transceiver Station (BTS) 4G.

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan,sepanjang
tahun 2020, kami berfokus pada keunggulan operasional untuk mendorong
digitalisasi bisnis dengan menerapkan otomatisasi dan simplicity.

Pada saat yang sama, kami juga terus membangun keintiman dengan pelanggan,
dengan memastikan kedua merek yaitu XL dan AXIS mencapai NPS
(net promotor score) yang kuat pada segmen pelanggan yang menjadi
target melalui beragam produk yang sesuai kebutuhan mereka, serta peningkatan
kualitas jaringan secara berkesinambungan.

“Terkait pandemi, kami memastikan kelangsungan bisnis perusahaan tidak
terganggu dengan menerapkan adaptasi pada norma baru,” ujarnya dalam rilis,
Senin (15/2/2021).

Beban operasional per akhir 2020 turun sebesar -15% YoY, yang didorong oleh
berkurangnya beban infrastruktur hingga -30% YoY, di mana hal ini sebagai
hasil dari adopsi IFRS 16.

Interkoneksi dan beban langsung lainnya juga turun
-25% YoY terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai akibat dari
penurunan trafik layanan SMS dan voice.

Beban pemasaran menurun -8% YoY karena pergeseran pengeluaran yang kini lebih
banyak pada penggunaan saluran digital. Pada sisi jaringan, trafik data
sepanjang tahun 2020 meningkat 47% YoY dari 3.320 Petabyte menjadi 4.869
Petabyte.

Jika dihitung per kuartal, trafik di akhir kuartal keempat, trafik data
meningkat 8% QoQ. Peningkatan trafik tidak terlepas dari bertambahnya jumlah
total pelanggan, yaitu menjadi 57,89 juta, meningkat dari kuartal sebelumnya
sebanyak 56,88 juta.

Realokasi kapasitas 3G ke 4G yang dipercepat selama periode satu tahun di 2020
juga dilakukan perusahaan seiring dengan adanya penurunan trafik penggunaan
layanan 3G yang hanya mencapai kurang dari 10% dari total trafik data.

Upaya mengurangi umur aset 3G yang berguna tersebut sejalan dengan tujuan
untuk menghasilkan penghematan depresiasi yang akan meningkatkan
profitabilitas di masa depan.

XL Axiata mengenalkan sejumlah penawaran baru. Antara lain untuk pelanggan
layanan prabayar ada XL Xtra Unlimited Turbo, dan Unlimited 1 jam.

Untuk pelanggan paskabayar ada Prio Flex dan myPRIO unlimited. Bagi
pelanggan AXIS tersedia Edu-Pack, Owsem 48GB + Unlimited Games 30 hari,
dan Bronet 24 Jam 8GB 7 hari.

Selain itu, juga diluncurkan paket XtraBelajar sebagai salah satu dukungan
para pelajar dan mahasiswa guna dalam rangka mendukung program Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ).

Pemanfaatan digital IT, artificial intelligent dan data analytics juga
terus dilanjutkan perusahaan untuk mengidentifikasi apa saja kebutuhan setiap
segmen pelanggan atas layanan telekomunikasi dan data.

Dengan demikian perusahaan bisa lebih tepat dalam pembuatan produk layanan
baru yang memang dibutuhkan setiap segmen pelanggan. Selain itu, penawaran
produk juga bisa lebih terarah, sesuai dengan karakter setiap segmen.

Pandemi Covid-19 tidak menghalangi XL Axiata untuk terus membangun jaringan.
Hingga akhir 2020, XL Axiata tercatat memiliki total lebih dari 144 ribu BTS.
Jumlah ini meningkat sekitar 11% YoY.

Dari total sebanyak itu, 54.297 merupakan BTS 4G. Jika dilihat dari luas
cakupan wilayah, jaringan 4G milik XL Axiata telah melayani pelanggan di 458
kota/kabupaten di hampir semua provinsi yang ada di Republik Indonesia.

Guna menyiapkan jaringan menuju 5G, XL Axiata juga terus melanjutkan proses
fiberisasi jaringan.

Fiberisasi ini untuk mendukung peningkatan kualitas
jaringan data di setiap area karena salah satu manfaat dari proses ini adalah
kapasitas jaringan transport menjadi lebih besar.

Fiberisasi terbukti mampu meningkatkan kualitas jaringan untuk menopang
sejumlah layanan data dengan kapasitas besar, seperti antara lain
live video streaming.

Dari sisi kondisi finansial, neraca perusahaan tetap sehat dengan saldo kas
yang lebih tinggi setelah mendapat tambahan dari hasil penjualan menara.

Free Cash Flow (FCF) juga ada pada tingkat yang sehat, yaitu sebesar Rp
6,46 triliun atau meningkat hingga 76% YoY. XL Axiata saat ini juga tidak
memiliki pinjaman dalam denominasi US Dollar, sebesar 67% di antaranya
berbunga floating dan masa jatuh tempo yang tidak bersamaan.

XL Axiata melihat sejumlah peluang positif di dalam Industri Telekomunikasi
Indonesia. Salah satunya adalah terkait kemungkinan terjadinya konsolidasi
operator, di mana hal tersebut akan membawa dampak yang menyehatkan Industri
Telekomunikasi secara umum.

Selanjutnya, cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari akan
menciptakan permintaan data dalam jangka panjang.

Peluang lainnya berupa peningkatan permintaan layanan
fixed broadband (FTTH), di mana XL Axiata telah memiliki layanan XL
Home dengan area layanan yang terus meningkat, serta sambungan yang terus
bertambah.

Terakhir, XL Axiata melihat adanya momentum kuat di tahun ini untuk terus
memperluas jaringan di luar Jawa sebagai investasi berkelanjutan. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini