Tak Kunjung Tentukan Arah Koalisi Pilwalkot 2024, Ini Alasan Parpol di Yogyakarta

Sejumlah Partai Politik (Parpol) mulai intens melakukan komunikasi politik yang kemungkinan untuk koalisi guna mengusung pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta 2024.

29 Juni 2024, 09:49 WIB

Yogyakarta – Sejumlah partai politik belum kunjung menentukan arah koalisi dalam Pemilihan Umum Walikota (Pilwalkot) Yogyakarta karena sampai saat ini belum ada calon yang eklasikan diri maju di Pilwalkot.

Pilwalkot Yogyakarta akan dilaksanakan pada 27 November 2024

Meski demiki sejumlah Partai Politik (Parpol) mulai intens melakukan komunikasi politik yang mana kemungkinan koalisi guna mengusung pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta 2024.

Hanya saja, sampai sekarang mereka mengaku belum menentukan arah koalisinya.

Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kota Yogyakarta, Marwoto Hadi menyampaikan sampai saat ini belum menentukan arah dukungan.

“Dari Gerindra Kota Jogja untuk sekarang kami belum ada kader atau calon yang berani mendeklarasikan diri untuk mendapatkan dukungan dari beberapa partai koalisi,” kata Marwoto dalam acara Sarasehan Pilwalkot Yogyakarta, Kamis 27 Juni 2024.

Jika dari sisi perolehan kursi DPRD pada pemilu 2024 kemarin, hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang bisa mengusung sendiri pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Yogyakarta.

Parpol lainnya harus berkoalisi, salah satunya Partai Gerindra karena perolehan kursinya di bawah enam.

Pihaknya berkomitmen untuk mengusung kandidat dari kader internal, tentu mempertimbangkan elektabilitas, kapabilitas, dan isi tas (dana).

“Kalau ada Parpol yang bilang enggak perlu isi tas yang penting calon berani maju, itu bohong,” tegasnya lagi .

Ketua DPD Partai Golongan Karya (Golkar) Kota Yogyakarta, Agus Mulyono juga mengatakan senada menurutnya isi tas suatu hal penting perlu dipertimbangkan karena proses Pilwalkot membutuhkan biaya politik cukup tinggi.

“Isi tas (dana) sangatlah penting, kayak pilwakot kemarin calon yang kalah (maaf) itu abis 15 Miliar rupiah. Tapi kapabilitas juga bisa mengalahkan isi tas,” ujarnya.

Terkait arah koalisi, Agus menuturkan bahwa Partai Golkar Kota Yogyakarta masih mempertimbangkan dengan sejumlah parpol.

“Sama kayak Gerindra, kami masih melakukan komunikasi politik dengan sejumlah Parpol, karena enggak bisa mengusung bakal calon sendiri”, pungkasnya.

Berbeda kedua politisi tersebut, Sekretaris Desk Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Kota Yogyakarta dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Gus Lutfi.

Kata Gus Lutfi menegaskan bahwa, dirinya bersama timnya dalam mengusung atau mendukung calon yang maju nantinya adalah mengikuti arahan ulama/pemuka agama.

“Ciri khas PKB, kalau belum ada dawuh Kyai, kami belum berani bertindak macam-macam”, jelasnya.

Kendati demikian, pihaknya menyebut dari PKB sendiri juga terus menjalin komunikasi politik sebagai pembukaan pendaftaran untuk penjaringan kandidat.

“Kita lihat perkembangan (PKB) seperti apa”, tandasnya lagi.***

Artikel Lainnya

Terkini