Sleman – Peringatan Hari Sumpah Pemuda (HSP) pada Selasa (28/10/2025) di Kabupaten Sleman menjadi momentum evaluasi sekaligus penyemangat bagi generasi muda.
Di tengah gegap gempita kemajuan teknologi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) secara tegas menyatakan tantangan pemuda masa kini jauh berbeda, bahkan lebih kompleks, dibandingkan perjuangan pendahulu tahun 1928.
Dalam kegiatan yang juga diisi dengan pemberian apresiasi, Kepala Dispora Sleman, Heru Saptono, mengungkapkan jika dulu Sumpah Pemuda berhasil menyatukan perjuangan kedaerahan, kini arus deras teknologi informasi menjadi tantangan terbesar.
Tantangan pemuda saat ini adalah kemajuan teknologi informasi. Sifat pemuda masa kini sangat terbuka dan cepat merespons isu-isu global.
Kecepatan informasi dari berbagai platform media sosial menuntut mereka untuk memiliki kemampuan menyaring dan memanfaatkan informasi secara bijak,” ujar Heru di Lobby Setda Pemda Sleman.
Di sisi lain, Pemkab Sleman juga menyoroti adanya indikasi perilaku berisiko pada sebagian pelajar. Heru Saptono.
Dispora Sleman kini fokus pada pembinaan organisasi kepemudaan (OKP) dan penanganan perilaku negatif remaja.
Beberapa waktu lalu kami turun ke enam sekolah di Sleman bekerja sama dengan guru BK.
“Dari data yang kami terima, memang ada sebagian siswa yang terindikasi memiliki perilaku negatif. Kami kemudian berkolaborasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk melakukan pendampingan dan pembinaan,” jelasnya.
Kerja sama dengan pihak sekolah dan BNN ini menunjukkan keseriusan Pemda Sleman dalam membentengi generasi muda dari dampak negatif lingkungan, sekaligus memastikan mereka tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter kuat.
Namun, di tengah tantangan tersebut, Sleman juga memiliki kisah inspiratif. Sebagai bentuk nyata dukungan, Pemkab Sleman turut memberikan apresiasi tinggi kepada 10 pemuda inspiratif yang berhasil mengembangkan usaha mandiri.
Mereka yang kini dijuluki ‘Juragan Muda Sleman’ ini merupakan lulusan program pelatihan dan pendampingan Dispora.
Pemuda yang tangguh itu juga harus memiliki kemampuan finansial yang kuat dan bertanggung jawab.
“Karena itu kami memberikan apresiasi kepada sepuluh pemuda yang telah kami latih dan kini sudah memulai usahanya,” tegas Heru.
Para Juragan Muda ini datang dari berbagai bidang, mulai dari pertanian salak pondoh, kerajinan bunga untuk hampers, hingga layanan body repair.
Dispora berkomitmen tidak berhenti di pelatihan; Pemda akan mendampingi mereka memperoleh legalitas usaha melalui kolaborasi lintas dinas untuk pengurusan NIB, PIRT, hingga sertifikat halal.
“Kita tidak hanya melatih mereka, tetapi juga mendampingi sampai menjadi wirausaha muda yang sesungguhnya,” tandasnya.
Dia menegaskan, Sumpah Pemuda di Sleman bukan hanya seremonial, melainkan pendorong bagi terwujudnya pemuda yang adaptif, berkarakter, dan berdaya secara ekonomi. ***

