Ketua Panitia Penyelenggara Jatiluwih Festival Nengah Sutirtayasa (pegang microphone ) didampingi panitia lainnya saat menggelar jumpa pers |
TABANAN – Tari Rejang Kolosal yang merupakan gabungan dari Tari Rejang Renteng dan Rejang Sari siap meriahkan Jatiluwih Festival yang akan digelar di Amphiteater D’Uma Jatiluwih, Art & Cultural Hill, Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali, 14 – 15 September 2018 mendatang.
Manajer Badan Pengelola Daerah Tujuan Wisata (DTW) Jatiluwih yang juga Ketua Panitia Penyelenggara Jatiluwih Festival Nengah Sutirtayasa mengemukakan hal itu saat menggelar jumpa pers di Restoran Gong, Desa Jatiluwih, Penebel, Tabanan, Kamis (6/8/2018).
“Tari Rejang Kolosal merupakan tari pembuka Jatiluwih Festival yang akan tampil di awal acara pada saat pembukaan Jatiluwih Festival hari Sabtu 14 September sekitar jam 10.00 pagi,” katanya.
Menurut Sutirtayasa, Tari Rejang Renteng merupakan simbolis tarian bidadari dari surga yang ditarikan oleh sekelompok orang perempuan dalam menyambut kedatangan serta menghibur para Dewa yang datang dari khayangan turun ke bumi.
Sedangkan Tari Rejang Sari hampir sama dengan rejang renteng juga simbolis bidadari dari surga yang biasanya ditarikan oleh para gadis berkelompok untuk menghibur para Dewa yang datang dari khayangan.
Selain Tari Rejang Kolosal, pada hari pertama Jatiluwih Festival juga akan ditampilakan aneka tarian di antaranya Tari Bungan Sandat, tari Metangi dan Tari Sekar Jagat. Di hari kedua tanggal 15 September 2018 akan ditampilkan Tari Puspawresti, Tari Pendet dan Tari Oleg Tambulilingan.
“Jatiluwih Festival ini mengusung thema MaTha Subak merupakan personifikasi Tri Hita Karana dimana ada keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan (Pawongan) manusia dengan lingkungan (Palemahan) dan sesama manusia (Pawongan),” katanya.
Terkait hal itu, Jatiluwih Festival ini disebutkan akan menampilkan Musik (tradisioal, world music, jazz dan folk), Pertunjukan (Seni pertunjukan, tari tradisional dan kontemporer) Seni Rupa (seni lukis, patung dan seni instalasi bambu dan material lokal lainnya) Kuliner (aneka pangan dan jajanan tradisional) dan Display Produk (kerajinan dan komoditas pertanian Jatiluwih).
“Kami juga mengundang para musisi dan band terkenal di antaranya Gilang Ramadhan, Indra Lesmana, Andy Bayou,Ito Kurdhi Chemistry, Marapu Band, Leana Rachel, Balawan dan Batuan Ethnic Fusion, Tropical Transit, Sahardja, Giinda Bestari X Sound Of Mine dan Ronald Gang,” pungkasnya. (gus)