Tari sakral Topeng Gajah Mada saat tampil pada pembukaan Ulundanu Art Festival di seputaran obyek wisata Danau Beratan, Bedugul, Tabanan, Bali |
TABANAN – Kesenian sakral Tari Wali Topeng Gajah Mada dan Wayang Emas Majapahit sukses ditampilkan pada pembukaan Ulundanu Art Festival V Tahun 2019 yang dibuka oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti di Daya tarik Wisata (DTW) Ulundanu Beratan, Bedugul, Tabanan, Bali, Kamis, (24/10/2019).
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dalam sambutannya mengemukakan, penampilan kesenian Tari Topeng Gajah Mada dan Wayang Emas Majapahit secara kolosal ini merupakan penampilan perdana di Bali.
“Pementasan Topeng dan Wayang Majapahit ini diharapkan Tabanan akan semakin dikenal bukan saja sebagai lumbung berasnya Bali namun juga dikenal sebagai lumbung kesejahteraan melalui kegiatan kepariwisataan dan mampu membangkitkan semangat masyarakat menuju masa depan yang maju, adi dan makmur,” katanya.
Menurut Bupati Eka, Ulundanu Art Festival ini mengusung tema ‘Tri Semaya’ yang berarti apa yang kita lakukan selama ini berorientasi kepada masa lampau dan merumuskan harapan masa depan, dengan kata lain membangun keseimbangan alam, manusia dan lingkungan.
“Saya mengucapkan rasa syukur karena atas restu beliau kita dapat hadir disini dalam keadaan sehat dan berbahagia. Jadi hari ini adalah festival yang kelima.
Kali ini event ini sangat bermakna dan memiliki arti yang luar biasa, dimana dengan keadaan jaman yang semakin tua, artinya banyak perubahan terhadap alam terhadap pola pikir manusia sehingga terjadi sesuatu yang tidak pada tempatnya atau anomali,” ungkapnya.
Disebutkan, sebagai bentuk rasa kepedulian dan rasa cinta tanah air dan cinta akan warisan leluhur dihadirkan pada festival ini sesuatu yang sakral sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur, khususnya leluhur Majapahit yang dulu pernah mensejahterakan Indonesia, sehingga Indonesia dulu pernah menjadi Negara yang luar biasa, welas asih, penuh dengan hasil bumi, rakyatnya makmur dan sejahtera.
“Mudah-mudahan dengan penampilan Topeng dan Wayang Majapahit ini bisa memberikan makna yang luar biasa, khususnya Tabanan, Bali dan Indonesia, Nusantara yang kita cintai secara umum.
Dengan tema Tri Semaya bagaimana kita tetap berkiblat kepada leluhur kita terdahulu dan kita perankan sekarang untuk menuju masa depan yang maju, adil dan mkmur kedepannya,” katanya.
Tenaga Ahli Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI bidang Pemasaran dan Kerjasama I Gede Pitana dalam sambutannya menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang stinggi tingginya dan setulus-tulusnya kepada masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Tabanan yang sudah secara konsisten lima tahun berturut-turut melaksanakan Festival Ulundanu Beratan ini.
“Kegiatan ini bagi kami merupakan dedikasi dari wujud komitmen masyarakat untuk melestarikan seni, melestarikan budaya, melestarikan alam dan pada saat yang sama menghidupkan pariwisata untuk kehidupan dan kesejahteraan kita semua.
Memang dalam pariwisata kami selalu berpegang bahwa semakin dilestarikan bahwa semakin mensejahterakan,” katanya.
Menurut Pitana, even ini merupakan salah satu program Bali recovery disamping berbagai program lainnya di Tabanan yang didukung oleh Kemenpar yang memang sudah masuk dalam calendar of event internasional dan ini merupakan ajang mempromosikan destinasi wisata.
Sebuah festival akan bisa menjadi branding apabila dilakukan secara konsisten dengan tanggal dan waktu yang pasti.
“Oleh karena itu festival seperti ini harus dipromosikan bukan saja untuk evennya, juga untuk destinasi dan kunjungan wisatawan ke depannya. Untuk itu saat ini kami mengajak 19 tour operator dari luar negeri untuk mengadakan funn trip.
Kami berharap travel agen dari luar negeri itu akan memperkenalkan lebih luas lagi festival ini dan bukan saja festivalnya, melainkan Danau Beratan, wilayah Bedugul, Tabanan sebagai destinasi yang wajib dikunjungi,” ungkapnya. (gus)