Tebar Benih Udang Vaname Perdana di Muaragembong Bekasi

13 September 2020, 18:53 WIB

Kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) Mina Mekar
Sejahtera,Muaragembong-Bekasi, mulai menggeluti usaha budidaya tambak
udang vaname sejak tahun 2018 dengan sistem konvensional. Tahun 2020
ini, pokdakan Mina Mekar Sejahtera melakukan revitalisasi model
tambaknya dari konvensional menjadi tambak intensif.

Muaragembong – Kelompok pembudidaya ikan (pokdakan), Mina Mekar
Sejahtera di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi mulai menggeluti usaha
budidaya tambak udang vaname sejak tahun 2018 dengan sistem konvensional.

Tahun 2020 ini, pokdakan Mina Mekar Sejahtera melakukan revitalisasi model
tambaknya dari konvensional menjadi tambak intensif.

Ikhsan, selaku ketua pokdakan Mina Mekar Sejahtera mengatakan alasan beralih
menjadi petambak udang intensif karena awalnya selama 2 tahun produksi yang ia
jalani mengalami kegagalan panen.

“Selama usaha budidaya tambak udang vaname dengan sistem konvensional,
produktivitas yang kami peroleh 100-200 kg/ Ha”, ujar Ikhsan saat dikonfirmasi
melalui pesan singkat whatsapp. Jumat (11/9).

Ikhsan optimistis mulai beralih ke tambak udang insentif menggunakan lahan
seluas kurang lebih 10 Ha dengan petakan kolam sebanyak 43 kolam, luas masing
masing kolam 1.000 m2 dan diisi benih udang vaname dengan kepadatan 200
ekor/m2.

Luas lahan kolam budidayanya hanya kurang lebih 4,3 Ha, sedangkan sisanya
untuk kolam treatment dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Jumlah
anggota sebanyak 75 orang yang mayoritas merupakan penduduk asli Muaragembong.

“Dengan selalu menerapkan standar operasional prosedur (SOP) dalam pengelolaan
proses produksi usaha budidaya tambak udang, kami optimistis bisa berhasil
meningkatkan produktivitas kami dan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat.

Harapan kami, produksi kami bisa mencapai berkisar 70 ton/ tahun, sehingga
diperkirakan kami akan memperoleh omzet sekitar Rp 5,6 milyar per tahun”,
harap Ikhsan.

Ikhsan menambahkan memilih usaha budidaya tambak udang, karena udang merupakan
komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan peluang pasar ekspor yang
tinggi.

“Meski pandemi Covid-19 masih terus berlangsung, namun usaha budidaya tambak
udang tetap menjadi andalan usaha budidaya di Indonesia. Selain itu menjadi
petambak udang vaname adalah usaha yang menjanjikan dan ikut berkontribusi
pada upaya penyerapan tenaga kerja apalagi saat ini banyak orang ter PHK
akibat terdampak Covid-19”, tegas Ikhsan.

Sebelumnya dalam kegiatan tebar benih udang vaname perdana di pokdakan Mina
Mekar Sejahtera Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi. Senin (7/9), Direktur
Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengapresiasi usaha budidaya
tambak udang yang dilakukan pokdakan Mina Mekar Sejahtera.

“Usaha budidaya tambak udang Mina Mekar Sejahtera ini merupakan kegiatan
lanjutan dari kagiatan yang pernah dihadiri oleh Bapak Presiden RI di
Kecamatan Muaragembong sebelumnya. Beliau berharap lahan-lahan di Muaragembong
bisa terus dioptimalkan manfaatnya bagi kepentingan ekonomi masyarakat dan
tentunya pengembangan selalu diarahkan pada usaha budidaya yang berbasis
sustainable aquaculture”, ujar Slamet.

Slamet berharap usaha budidaya tambak udang yang dilakukan pokdakan Mina Mekar
Sejahtera bisa ditiru oleh petambak udang lainnya di Kecamatan Muaragembong
yang masih menerapkan sistem konvensional.

“Dengan selalu menerapkan Best Management Practices (BEP) dalam usaha budidaya
tambak udangnya, maka usahanya akan berhasil’, jelas Slamet.

Slamet menegaskan sesuai dengan arahan Bapak Presiden RI bahwa komoditas udang
diharapkan bisa sebagai prioritas produksi perikanan budidaya terhadap
perekonomian nasional dengan tetap mengacu pada prinsip produksi yang
bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Oleh karenanya Kementerian Kelautan dan Perikanan  (KKP) melalui
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menyiapkan strategi peningkatan
produksi udang nasional yakni melalui intensifikasi teknologi.

KKP akan mendorong tambak konvensional untuk di up-grade sehingga memiliki
produktivitas optimal.

Dari yang semula kurang dari 1 ton per Ha per siklus dalam pengelolaan tambak
konvensional, dinaikkan sedikit menjadi tambak semi intensif maka hasilnya
diperkirakan bisa mencapai berkisar 5-6 ton per Ha per siklus.

Pemilihan udang juga didasari pertimbangan, salah satunya potensi lahan
produktif yang luas yakni sekitar 2,96 juta Ha, saat ini baru termanfaatkan
sekitar 0,6 juta Ha.

“Kondisi demikian tentunya menjadi PR kita bersama, bagaimana potensi tesebut
dapat lebih dioptimalkan, sehingga produksi udang bisa lebih digenjot secara
signifikan”, tegas Slamet.

“Petambak udang di tengah pandemi Covid-19 ini untuk tetap bersemangat dan
produktif melakukan proses produksinya”, jelas Slamet.

Pemerintah akan mendorong kemudahan terhadap berbagai akses mulai dari
informasi teknologi, input produksi yang efisien seperti induk/calon induk,
benih bermutu, pakan dan sarana produksi lainnya, serta pasarnya.

Terkait pembiayaan selain perbankan yang memegang dana Kredit Usaha Rakyat
(KUR), di KKP sendiri ada Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha
Kelautan dan Perikanan (BLU LPMKP) dengan bunga hanya sebesar 3 persen.

Hal senada juga disampaikan oleh Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja yang
diwakilkan oleh Asda I R. Yana Suyatna, udang merupakan komoditas perikanan
budidaya yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan merupakan komoditas
ekspor yang menyumbang cukup besar pada devisa negara.

“Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi menyambut baik dengan pengembangan usaha
budidaya tambak udang vaname di Kecamatan Muaragembong Kabupaten Bekasi ini
serta berharap nantinya bisa menjadi sentra budidaya udang vaname yang dapat
mendongkrak terus produksi udang serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya pembudidaya”, ujar Yana. (imh)

Berita Lainnya

Terkini