“Kita harus mewaspadai pasokan-barang-barang yang masuk pasar di Buleleng, perlu melakukan operasi pasar agar kenaikan harga secara wajar supaya masyarakat bisa menikmati, merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan,” imbuhnya.
Belum lagi menjelang musim liburan sekolah pada bulan Juni-Juli, Bali akan dibanjiri wisatawan domestik yang tentunya juga membutuhkan pasokan makanan yang cukup.
Hal ini perlu mendapat perhatian TPID Buleleng sehingga Trisno Nugroho berharap Sekda Buleleng Gede Suyasa, agar selalu responsif, mendorong perusahaan daerah (Perusda) agar bisa menjalankan roda binis khususnya dalam membantu mengendalikan inflai.
Kenaikan Harga Cabai hingga Minyak Goreng Tekan Inflasi Bulanan di Bali
Pihaknya, sebenarnya telah mendorong semua kabupaten dan kota di Bali agar bisa mengeksekusi, namun belum banyak Perusda yang bisa melakukan eksekusi.
Mengingat sesuai perannya, Perusahan Daerah seperti Swatantra di Buleleng ini, bisa melakukan aktivitas jual-beli kebutuhan masyarakat, dengan tetap bisa meraup untung namun tidaklah terlalu untung.
“Saya yakin modal, bukan satu-satnya masalah krusial, tetapi orangnya, cari orang yang pinter ahli ritel dihaier, Saya yakin masalah modal bisa diatasi, yang penting orangnya, bagaimana profesionalisme, bagus, masyarakat dan membuat Perusda lebih maju,” imbuh Trisno Nugroho.
Bank Indonesia Proyeksikan Kinerja Penjualan Ritel di Bali Tumbuh 0,5 Persen
Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi Bali pada kisaran 3,8- 4,8 persen dan tahun 2022 dan diharapkan tetap positif, terjaga inflasinya.
Beberapa sektor pertanian atau pangan perlu digarap, demiikian juga pariwisata yang didomimasi wistawan domestik. Wisatawan domestik, saat ini jumlahnya kisaran 10 sampai 11 ribu orang per harinya.
“Bagamana cara menarik wisatawan dari selatan ke utara, coba cari tahu, misalnya strategi dimurahin insentif bus dan hotelnya,” imbuhnya.
Bank Indonesia Dorong Percepatan UMKM Go Digital, Terapkan QRIS dan Manfaatkan Marketplace
Sekda Buleleng Gede Suyasa menambahkan, kenaikan yang terjadi pada 10 kebutuhan pokok, selalu muncul menjelang hari raya Galungan dan Kuningan.
“Jika 15 persen saja semua kebutuhan pokok diambil Perusda maka, akan bisa membantu menekan inflasi,”tegasnya. ***