![]() |
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace |
Denpasar – Arsitektur Bali itu mempunyai filosofi tersendiri, sehingga tidak bisa diubah sembarangan. Karena setiap bangunan dan tekniknya mengandung makna yang sangat sakral.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) yang merupakan jebolan Fakultas Teknik UNUD menyatakan hal itu saat menjadi Keynote Speaker pada Seminar Nasional Arsitektur dan Tata Ruang (SAMATRA) bertempat di Ruang Aula Wiswakarma, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar, Jumat
(11/10/2019).
Contoh kecil adalah tata letak rumah tradisional Bali yang mempunyai makna tersendiri berdasarkan asta kosala kosali yang dianut secara turun-temurun dari leluhur masyarakat Bali.
“Contohnya saja, rumah kita ada Bale Daja yang letaknya di Utara, Bale Delod (Selatan), Bale Dauh (Barat), dan Bale Dangin (Timur), itu ada maknanya tersendiri dan peruntukannya,” tutur Cok Ace.
Tak heran, Arsitektur Bali mempunayi ciri khas tersendiri dan sudah terkenal hingga manca negara. Ciri khas ini juga menjadi penarik wisatawan yang ingin berkunjung ke Bali.
Karenanya, pemerintah berkomimen melakukan upaya melestarikan arsitektur Bali tersebut, karena sesuai dengan visi Pemprov Bali “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”, membangun alam Bali beserta isinya.
Konsep itulah yang diadopsi oleh Pemprov Bali dibawah kepemimpinan Gubernur Wayan Koster dalam memabangun Bali.
“Kita ingin membangun daerah utara sebagai daerah konservasi dan religi, sehingga wisatawan bisa menyaksikan secara langsung kekhasan budaya Bali yang sangat kental dengan agama Hindu, sementara untuk daerah Selatan kita fokus kembangkan hunian wisatawan dan perhotelan,” jelasnya.
Begitu juga dengan daerah Barat dan Timur dikembangkan sesuai dengan fungsi dan keunggulan masing-masing.
“Konsep kita membangun Bali adalah dalam satu tata kelola One Island One Management, sehingga semua karakteristik dan keunggulan Kabupaten/Kota bisa ditonjolkan,” jelas mantan Bupati Gianyar ini. (rhm)