Telur Rusak Dijual, Dewan Jembrana Sidak PT Japfa Comfeed Indonesia

2 Juli 2016, 01:22 WIB

(ilustrasi/net)

Kabarnusa.com-Karyawan PT Japfa
Comfeed Indonesia yang menjual telur rusak kepada masyarakat sekitar di Kabupaten Jembrana Bali dinilai telah merusak harga telur
di pasar.

Wargapyun protes sehingga Komisi B
DPRD Jembrana bersama dua wakil ketua melakukan inspeksi
mendadak ke PT Japfa Comfeed Indonesia di Deasa Tukadaya, Kecamatan
Melaya.

Manager PT Japfa Comfeed Indonesia, Mustiko dalam keterangannya
mengakui, telur “rusak” yang dijual  kepada warga. terutama telur
yang mengalami sedikit retak di bagian kulit.

Biasanya langsung dijual
kepada warga dengan harga murah. Hanya, ia mengaku selalu memilih-milih warga yang akan diberikan telur rusak, agar tidak disalahgunakan.

“Kami menjual telur rusak kepada warga, tetapi dalam
jumlah yang sangat terbatas. Dengan jumlah yang sangat terbatas
tersebut, kami kira tidak mungkin merugikan pedagang telur”
kata Mustiko di hadapan Wakil Ketua DPRD Jembrana, I Kadek Darma
Susila dan Wayan Wardana, Jumat (2/7/2016).

Dalam Sidak diikuti Ketua Komisi B, Nyoman Sutengsu Kusumayasa
bersama anggota komisi, Ketut Catur dan Suegar Dana Cita tersebut,
Mustiko juga mengatakan, setiap hari pihaknya mendatangkan 16-46 ribu
telur.

Dari telur sebanyak itu, sekitar 0,5 persen rusak. Telur-telur ini yang
biasanya dijual kepada masyarakat seharga Rp. 30 ribu per kilogram.

Satu kilogram telur biasanya berisi 51-16 butir.  Jadi kalau satu butir
telur kami jual seharga Rp. 2 ribu jelas tidak terlalu murah.

Dan harga
ini saya yakin tidak sampai merusak harga pasar telur. Namun kalau ada
yang mengadu karena telur murah dari kami merusak pasar, kami akan
selesaikan,” janjinya.

Tim DPRD Jembrana yang mendengar penjelasan Mustiko kurang percaya
dengan harga jual yang dikemukakan Mustiko. Karena menurut mereka, jika
pihak Japfa menjual telur rusak dengan harga seperti itu, tidak mungkin
masyarakat mengeluh karena telur murah membanjiri pasar.

Dewan  meminta pihak Japfa menghentikan penjualan
telur murah kepada warga. Apalagi telur yang dijual sudah termasuk
telur rusak.

Jangan sampai telur gagal tetap yang mencapai tujuh persen itu juga
dijual bebas bersama telur yang mengalami retak kulit.

“Kalau ini yang
dilakukan jelas akan merusak kesehatan masyarakat. Itu sebabnya kami
minta Japfa menghentikan penjualan segala jenis telur,” kata Wardana,
Darma Susila dan Suheng.

Permintaan ini wajar disampaikan karena perusahaan tersebut mendapat
izin penetasan telur, bukan menjual telur.

Jika mereka mau menjual
telur kepada masyarakat, izin usahanya harus diubah terlebih dulu. Agar
tidak jadi masalah lebih lanjut, mereka diminta menghentikan penjualan
telur kepada warga.

Sebelumnya sejumlah pedagang telur di Tukadaya, Tuwed dan sekitarnya
mengeluh karena telur rusak membanjiri pasar dengan harga sangat murah.

Akibatnya, pedagang yang menjual telur dengan harga wajar, kesulitan
mendapatkan pembeli. Akibatnya, para pedagang tersebut mengadu ke DPRD
Jembrana.(dar)

Berita Lainnya

Terkini