Denpasar – Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Bali terus mendorong terwujudnya Pemilu yang sehat aman dan bebas dari penyebaran informasi bohong atau Hoaks.
Ketua AMSI Bali I Nengah Muliarta menyatakan itu saat bersama pengurus AMSI Bali bertemu jajaran KPU Bali.
Muliarta juga sependapat untuk memanfaatkan media online ataupun medsos sebaran sosialisasi pemilu dan kampanye akan menjadi lebih luas.
“Penggunaan media online dan medsos dalam kampanye pemilu akan memberikan gambaran bagi pemilih mana caleg yang cakap digital dan mampu menggunakan medsos dengan baik” ungkap Muliarta.
Sedangkan terkait tujuan audiensi Muliarta mengatakan audensi ini ingin lebih memperkenalkan AMSI sekaligus menyampaikan program unggulan dari AMSI yakni Cek Fakta.
“Apalagi menjelang pemilu 2024, perlunya AMSI mendorong pemilu yang sehat dan Aman serta bebas hoaks,”ujar Muliarta.
Dalam kesempatan itu, Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lindartawan menegaskan sebagai salah satu asosiasi media online di Bali diharapkan berkontribusi dalam pengurangan sampah baliho selama perhelatan pemilu serentak 2024 mendatang.
Mengingat setiap pelaksanaan pemilu selama ini sampah baliho selalu menjadi permasalahan di masyarakat.
Pada sisi lain pembuatan Baliho juga membutuhkan Anggara yang cukup besar.
Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lindartawan menyampaikan bahwa KPU Bali ingin pelaksanaan Pemilu sejalan dengan program pemerintah Provinsi Bali dalam upaya pengurangan sampah plastik dan pengelolaan sampah berbasis sumber.
Kami juga ingin adanya pengurangan penggunaan baliho dalam berkampanye dan mengoptimalkan peran media digital
“Dan saya berharap program AMSI Bali dapat disinkronkan dengan KPU Bali” kata Lindartawan saat menerima audiensi pengurus AMSI Bali di Kantor KPU Bali, Denpasar pada Selasa 9 Mei 2023.
Menurut Lindartawan upaya optimalisasi media online dan mengurangi pemakaian baliho dalam sosialisasi sudah saatnya dilakukan. Apalagi penggunaan baliho belum tentu efektif untuk saat ini
Bayangkan orang berkendaraan dengan kecepatan tertentu akan sulit untuk membaca isi keseluruhan baliho.
Belum lagi pemasangan baliho yang terlalu banyak pada satu titik belum tentu dapat memberikan rasa keadilan pada peserta pemilu” ujarnya. ***