Kabarnusa.com –
Terduga teroris Edi Santoso alias Sukri (40) yang ditangkap tim Densus
88 di Kelurahan Panjang Selatan, Bandarlampung diduga anggota jaringan
Santosa.
Seperti diungkap Sekretarisa Kelurahan Panjang
Selatan, Bandarlampung, Heri Abdul Khair Heri Abdul Khair (50), sebelum
penangkapan Edi Santoso, dirinya pernah dihubungi anggota Densus 88
Mabes Polri tiga bulan lalu.
“Anggota Densus yang menghubungi
saya itu namanya Supri. Lalu Supri datang dan bertemu di rumah
saya,”kata Heri saat di wawancarai awak media, Selasa malam (2/2/2016).
Kata Heri, petugas itu menanyakan pria bernama Edi Santoso yang dulunya pernah dagang ayam bersama orang tuanya.
Polisi itu mengatakan orang yang dicarinya itu adalah anggota jaringan teroris Santoso yang di Poso.
“Anggota Densus itu bilang, kalau orang itu ahli dalam merakit bom dan bagian dari jaringan teroris Santoso,”ujarnya dikutip Teraslampung.com.
Selain
itu, anggota Densus tersebut menyatakan bahwa orang yang memang sedang
dicarinya ini, pernah terlibat aksi perampokan bank di daerah
Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Lampung.
“Saya tidak paham dan
mengerti siapa sebenrnya orang yang dicari dengan anggota Densus itu,
setelah ditunjukkan fotonya ternyata yang dicarinya itu adalah Edi
Santoso anak dari pak Anwar,” kata dia.
Guna memastikannya, Heri
membawa anggota Densus tersebut ke rumah Susanto, mantan ketua RT
setempat. Setelah bertemu bahwa ternyata benar, orang yang dicari itu
adalah Edi Santoso alias Sukri.
“Setelah dinyatakan benar,
anggota Densus itu menemumi ketua RT yang baru bernama Tomi. Lalu
mengontrak rumah yang lokasinya dekat dengan rumah orangtua Edi
Santoso,”jelasnya.
Kapolresta Bandarlampung, Kombes Pol Hari
Nugroho saat ditemui dilokasi penggrebekan mengatakan, belum mendapatkan
konfirmasi pastinya dari Densus 88 Antiteror soal siap terduga teroris
yang telah dibawa Densus.
“Saya belum tahu pastinya, siapa orang yang dibawa dengan Densus. Karena saat saya tiba di lokasi penggrebekan,
Hhanya
ada anggota Densus saja. Untuk barang apa saja yang sudah disita dari
dalam rumah terduga teroris ini, kami belum mengetahuinya,”kata Hari.
Hari
mengaku, memang ada satu orang yang dibawa dengan Densus 88 Antiteror
untuk pengembangan jaringan yang diduga sebagai teroris.
“Saat
ini Densus masih berada di dalam rumah tersebut melakukan penggeledahan,
anggota Densus masih menunggu atasanya dari Jakarta,”terangnya.
Pihaknya
menerjunkan anggota gabungannya hanya untuk melakukan sterilisasi
lokasi penggrebekan. Karena rumah terduga teroris tersebut rapat dengan
penduduk, dikhawatirkan banyak
masyarakat yang datang lalu masuk untuk melihat lokasi tersebut. (ari)