Terumbu Karang dan Ikan Hias RI Kuasai Pasar Dunia

9 Mei 2014, 00:19 WIB
Made Mara Adi,(Foto:KabarNusa)

KabarNusa.com, Denpasar – Komoditas ikan hias dan karang buatan asal Indonesia makin banyak menjadi penghias rumahan di beberapa negara belahan Eropa, Asia, Amerika dan lainnya sehingga prospek bisnisnya ke depan kian menjanjikan.

Kasubdit Pengembangan Industri Direktorat Pengembangan Produk Non Konsumen Kementerian Perikanan dan Kelautan (KKP), Budi Dwianto mengungkapkan, komoditas ikan hias perlu terus dikembangkan lebih intenisf mengingat potensi pasar dunia yang prospektif dan ketersedian sumber daya yang melimpah.

Dari sisi suplai, sehak tiga tahun terakhir mengalami peningkatan signifikan. Data di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, produksi budidaya ika hias tahun 2012 mencapai 938 juta ton.

Pada tabun 2013, dari target produksi sebesar Rp1,1 miliar ekor, sampai dengan bulan  Desember tahun lalu, tercapai 1,04 miliar ekor atau ada kenaikan 94,26 persen.

Budi menambahkan, wilayah produksi ikan hias tersebar di 18 provinsi dengan sentra budidaya ikan hias terbesar di Jawa Timur, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten dan Yogyakarta.

Melansir data Communnity Trade Statistic Database, nilai ekspor ikan hias Indoensia tahun 2012 meningkat USD 21,01 JUta atau 8,12 persen dari total nilai ekspor ikan hias di dunia yang mencapai 258,8 Juta USD.

“Nilai ekspor Indonesia menempati posisi kelima di bawah Singapura, Spanyol, Jepang dan Malaysia,” imbuhnya dalam kegiatan press tour “Menuju industrialisasi kelautan dan perikanan tanpa limbah” di Denpasar, Kamis (8/4/2014).

Salah satu eksporter asal Bali PT Dinar Darum Lestari Jalan Kusambi, Denpasar cukup lama mengirim komoditas perikanan berbahan hewan laut seperti karang, ikan hias, invertabrata dan live rock ke banyak negara.

Sejak tahun 1987, menurut Direktur PT Dinar Darum Lestari Made Mara Adi, banyak permintaan ekspor yang tidak mampu dipenuhi karena beberapa keterbatasan mulai pasokan hingga transportasi yang selama ini hanya mengandalkan lewat udara.

Untuk menjamin mutu sejak lama, menerapkan kontrol sanitasi terhadap produk. Penggunaan sinar UV (Ultra violet) pada aliran air untuk media ikan dan coral.

“Kami juga kembangkan penangkaran biota laut langka jenis kima (tridcna squamosa). Kami terus optimalkan sumber daya hayati laut lewat agorbisnis ekotkenologi berbasis masyarakat,” imbuhnya.

Dia mengaku, dengan pasar ekskpor beberapa negara, dengan total omset mencapai Rp3 miliar lebih sebulannya didominasi komditas karang hias 50 persen, 30 persen ikan hias dan sisanya karang buatan atau transplantasi karang. (rma)

Berita Lainnya

Terkini