The Apurva Kempinski Bali Gaungkan Komitmen Pariwisata Berkelanjutan Lewat Forum Internasional

14 Mei 2025, 14:09 WIB

Mangupura – The Apurva Kempinski Bali kembali menunjukkan komitmennya terhadap pariwisata berkelanjutan dengan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan ‘Path to Sustainable Growth’.

Acara ini mempertemukan para ahli lintas bidang yang memiliki visi bersama dalam membentuk masa depan pariwisata yang bertanggung jawab, inklusif, dan menguntungkan bagi semua pihak.

Forum ini menghadirkan pembicara dari berbagai sektor industri, serta menyatukan pemangku kepentingan mulai dari pakar keberlanjutan global, pemilik bisnis, pembuat kebijakan, hingga komunitas-komunitas yang aktif menyuarakan isu lingkungan, sosial, dan ekonomi secara efektif dan bertanggung jawab.

Rangkaian acara terdiri dari empat sesi diskusi panel yang diawali dengan pidato pembuka dari Amnu Fuadiy, Asisten Deputi Manajemen Usaha Pariwisata Berkelanjutan, Kementerian Pariwisata RI.

Dalam sambutannya, ia menegaskan dukungan pemerintah terhadap kebijakan nasional pariwisata berkelanjutan melalui lima program prioritas: gerakan pariwisata bersih, digitalisasi promosi pariwisata, pengembangan wisata minat khusus untuk pasar kelas atas, penyelenggaraan event budaya, serta perluasan desa wisata sebagai motor penggerak ekonomi lokal.

Diskusi panel pertama bertajuk Blueprint for Building Sustainable Destinations menyoroti pentingnya perencanaan destinasi berkelanjutan.

Alistair Speirs mengungkapkan masterplan sekaligus tantangan yang dihadapi dalam menerapkan inisiatif hijau. Wenda Ramadya Nabiel menekankan keseimbangan antara tanggung jawab lingkungan, inklusi sosial, dan nilai ekonomi.

Sementara itu, Jelle Therry memaparkan konsep ekosistem regeneratif yang berfokus pada ketahanan air, keanekaragaman hayati, serta penggunaan material yang ramah lingkungan.

Panel kedua mengangkat tema The Challenges of Coexistence between Community and Tourism. Dr. Yoga Iswara mendorong aksi kolektif untuk mewujudkan destinasi Bali yang mencapai target net-zero.

Ida Bagus Agung Gunarthawa membahas strategi pariwisata berbasis komunitas, sedangkan Amanda Marcella mengulas pengelolaan limbah menuju visi zero-waste.

John Higson dari Eco Solutions Lombok menutup diskusi dengan pemaparan strategi mengubah tantangan lingkungan menjadi peluang melalui praktik wanatani dan prinsip berkelanjutan.

Sesi panel terakhir berfokus pada Measuring and Mastering Sustainability yang menampilkan Shane Dalke dari Bjarke Ingels Group yang berbagi pengalaman dalam proyek pembangunan Gelephu Mindfulness City, yang mengusung harmoni antara alam dan modernitas.

Maurice Adema membahas inovasi energi terbarukan, sementara Gayan Wejesiriwardana menyoroti pentingnya sistem sertifikasi dalam menjamin keberlanjutan yang terukur. Ia menegaskan, “Tanpa pengukuran yang signifikan, keberlanjutan hanyalah niat tanpa arah,” tuturnya.

Diskusi ditutup oleh Desak Intan yang memaparkan strategi jangka panjang The Apurva Kempinski Bali dalam menciptakan nilai lewat pelestarian budaya, perlindungan lingkungan, pemberdayaan komunitas lokal, dan praktik bisnis berkelanjutan.

Sebagai bagian dari komitmen hijau, acara Path to Sustainable Growth 2025 juga melakukan penghitungan jejak karbon, mencakup akomodasi, konsumsi makanan dan minuman, hingga transportasi peserta. Total emisi yang tercatat mencapai 6.537,75 kg CO2e.

Untuk menyeimbangkan angka ini, diperlukan kemampuan serapan karbon dari 725 pohon bakau atau 98 pohon nangka selama tiga tahun.

The Apurva Kempinski Bali pun menyatakan kesiapannya untuk mengimbangi emisi tersebut sebagai langkah konkret menuju target sebagai hotel pertama di Indonesia yang netral karbon.

“Kami merasa terhormat dapat menyelenggarakan forum ini yang menjadi wadah kolaborasi lintas sektor untuk berbagi ide dan solusi menuju masa depan berkelanjutan,” ujar Vincent Guironnet, General Manager The Apurva Kempinski Bali dalam keterangan resmi, Rabu 14 Mei 2025.

Ia menambahkan, secara kolektif The Apurva Kempinski Bali ingin menjadi contoh nyata dan menginspirasi banyak pihak dalam mengejar pertumbuhan yang selaras dengan keberlanjutan.***

Berita Lainnya

Terkini