KabarNusa.com – Kelahiran tiga anak burung pelikan kian menambah semarak koleksi Taman Burung Bali Bird Park di Kabupaten Gianyar, Bali.
Selama ini, wisatawan yang datang ke obyek wisata berlokas Jalan Serma Cok Ngurah Gambir, Singapdu, Kecamatan Batubulan itu, berasal dari wisatawan nusantara dan mancanegara, yang biasanya ramai pada hari libur.
“Kebanyakan tamu lokal sebagai sarana edukasi. Kalau prosentasenya imbang baik wisatawan asing dan domestik sama-sama sekira 50 persen,” papar Director of Sales & Marketing Made Herry Erika Sedana, Minggu (23/11/2014).
Untuk wisatawan asing terutama berasal dari Rusia, Australia, China dan sebagian dari negara Asia lainnya.
Saat ini, sambung Erika, terdapat 250 spesies dengan total jumlah burung mencapai 1000 ekor. Semua spesies burung berasal dari lima daerah di Tanah Air dan sisanya dari benua Afrika termasuk dari Afrika Selatan.
Salah satu yang menjadi daya tarik wisatawan yang paling baru adalah, kelahiran tiga ekor burung pelikan atau undan, sekira tiga bulan lalu.
“Ini menjadi kebanggaan kami, karena sejak 19 tahun terakhir, baru ada lahir burung pelikan di sini,” ucap Erika di sela Indonesian Chef Association Gathering 2014.
Adapun, spesies burung langka yang didatangkan ke Taman Burung ini, benar-benar terpilih dan rata-rata berusia panjang hingga puluhan tahun. Karenanya, angka kematian burung kecil atau hampir tidak pernah terjadi.
Wisatawan yang datang selain bisa menikmati keindahan bentuk dan spesies aneka burung juga bisa menyaksikan kepintaran dan kelincahan burung-burung saat atraksi.
Burung-burung itu, memang telah dilatih oleh petugas yang memahami karakter dan perilaku burung dan juga memiliki kepedulian dan kemampuan berkomunikasi dengan satwa secara baik.
Guna memastikan, bahwa burung-burung yang menjadi koleksi di Taman Burung ini sehat, ada dua dokter hewan yang bersiaga yang terus memantau merawat burung.
Selain koleksi yang ada, pihaknya juga membuka pintu bagi masyarakat yang memiliki burung namun tidak bisa merawatnya dengan baik.
Ketimbang, mati padahal tak jarang harganya mahal dan digemari masyarakat seperti burung makau, pihaknya siap menerima sumbangan burung mayarakat.
Tentunya, semua itu akan dilaporkan ke lembaga berwenang dicatat atau teregister dengan baik. Langkah itu, untuk menjamin, bahwa semua burung yang dirawat dan menjadi koleksi baik jenis maupun jumlahnya, tetap legal dan diketahui pihak berwenang.
“Hampir setiap bulan, ada saja masyarakat yang menyumbangkan burung ke sini sehingga koleksi kami terus bertambah,” imbuhnya didampingi Marketing Manager Made Wiranata. (rma)