Denpasar – Meski diliputi kabar duka dengan wafatnya tiga jemaah haji namun secara umum pelaksanaan ibadah haji oleh Kemenag Bali berjalan baik dan lancar.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Bali, H. Syarif Hidayatullah berucap syukur ‘Alhamdulillah’ masa operasional penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445H/2024M sebentar lagi selesai, pada 23 Juli 2024.
“Seluruh jemaah haji, khususnya Provinsi Bali yang berjumlah 729 orang, seluruhnya telah kembali ke keluarga masing-masing minus 3 (tiga) jemaah,” ucap Syarif Hidayatullah saat acara JAMARAH Jagong Masalah Umrah dan Haji Quest San Hotel Denpasar, Sabtu 20 Juli 2024.
Narasumber dihadirkan I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan, Anggota DPR-RI Komisi VIII Dapil Bali dan Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah PHU Kanwil Kemenag Provinsi Bali H. Syarif Hidayatullah dan Ketua Tim Kerja Pelayanan Haji Reguler Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali Muhammad Nasihudin.
Disebutkan Syarif Hidayatullah
2 jemaah yang wafat di Arab Saudi (dari Kota Denpasar dan Kabupaten Jembrana) serta 1 jemaah (dari Kabupaten Karangasem) wafat ketika perjalanan dari Debarkasi Surabaya menuju Pulau Bali.
“Secara umum, penyelenggaraan haji tahun ini berjalan lancar dan lebih baik dari penyelenggaraan tahun sebelumnya,” tuturnya.
Lanjut dia, banyak cerita selama perjalanan ibadah haji sudah kita dengar, boleh jadi ceritanya berbeda dengan cerita tahun lalu.
Misalkan saja tahun lalu ada dinamika di Muzdalifah serta kuantitas jemaah lansia yang luar biasa, tahun ini ada kisah di Mina.
“Walau pembinaan, pelayanan dan perlindungan terhadap jemaah haji bersifat rutin setiap tahunnya, haji selalu menawarkan kisah yang berbeda-beda setiap tahunnya karena obyek yang dilayani tentu berbeda, pemberi pelayanan juga boleh jadi berganti,” sambungnya.
Diakui, penyelenggaraan ibadah haji bukan hanya sekedar menjalankan rukun Islam yang kelima (memenuhi rukun, wajib dan sunnah), tetapi merupakan rangkaian perjalanan yang sangat komplek.
Kata dia, memindahkan ratusan ribu jemaah dari Indonesia ke nagara Arab Saudi, melibatkan banyak stakeholder (kesehatan, perhubungan, keimigrasian, pertahanan dan keamanan, luar negeri) serta menghadapi berbagai ragam karakter manusia.
Oleh karenanya, kami memberikan apresiasi atas inisiasi penyelenggaraan JAMARAH (Jagong Masalah Umrah dan Haji).
Selain distribusi informasi, momen singkat ini dapat dimanfaatkan untuk membincangkan dinamika penyelenggaraan haji dan umrah antara pemerintah dan Masyarakat, tetapi dengan konsep yang santai, JAGONGAN.
Salah satu metode yang efisien tetapi tetap efektif dalam distribusi informasi, salah satu metode komunikasi yang strategis.
Kami berharap kepada beberapa para wartawan, stakeholder perhajian dan perwakilan ormas keagamaan, informasi yang telah diterima dalam kegiatan ini dapat ditranfer kepada masyarakat secara baik sehingga masyarakat juga dapat memahami penyelenggaraan haji secara utuh.
Juga kepada para hadirin yang hadir saat ini kami berharap dapat mengambil bagian dalam upaya mensukseskan penyelenggaraan ibadah haji dari tahun ke tahun dengan menjadi AGEN INFORMASI yang benar dan tepat sehingga membantu mencerdaskan masyarakat terkait penyelenggaraan ibadah haji pada tahun 2024 ini dan di masa-masa yang akan datang.
Berharap dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa, agar senantiasa Jemaah haji Indonesia pada umumnya dan jemaah haji Provinsi Bali pada khususnya diberi kesehatan ke-MABRUR-an sehingga dapat menebarkan spora kebaikan bagi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat di Provinsi Bali.
Oleh karenanya, dinamika penyelenggaraan ibadah haji sangatlah kencang, arus informasi begitu deras mengalir, yang harus dibarengi dengan update pengetahuan, baik oleh para punggawa haji maupun stakeholder perhajian, bahkan masyarakat secara luas sebagai penerima informasi.
Tentu sangatlah bijak jikalau informasi yang diterima, apalagi yang berorientasi negatif, dikonfirmasi terlebih dahulu kepada mereka yang berkompeten, dalam hal ini adalah pemerintah, sehingga tidak salah dalam menyerap informasi, tidak sesat dan tidak parsial dalam memahami penyelenggaraan ibadah haji.
Dalam istilah jurnalistik, perlu informasi yang berimbang, berita yang COVER BOTH SIDE.
- Tentu apa yang dirancang oleh pemerintah terkait pembinaan, pelayanan dan perlindungan kepada jemaah dalam penyelenggaraan haji diharapkan dapat dipahami secara utuh oleh para punggawa haji sebagai khodimul hujjaj (abdi/pelayanan jemaah), jemaah haji sebagai obyek pelayanan dan juga Masyarakat umum.
Kami tidak berharap lagi ada miss-informasi atau ketidaktahuan punggawa haji dan jemaah terkait penyelenggaraan ibadah haji tahun 2024.
JAMARAH (Jagong Masalah Umrah dan Haji) diikuti stakholder Perhajian (KBIHU, SAHI dan IPHMUI), Organisasi Keagamaan Masyarakat (MUI, NU dan Muhammadiyah), PPIU (Peny. Perjalanan Ibadah Umrah) dan PIHK (Peny. Ibadah Haji Khusus)
- Pengamat Haji dan Wartawan Media Cetak 5. PHU Kankemenag Kab./Kota.***