Tabanan – Tiket Harga Tanda Masuk (HTM) di Daya Tarik Wisata (DTW) Tanah Lot di Kabupaten Tabanan, merupakan yang termurah dibandingkan Tiket HTM DTW lainnya di Provinsi Bali. Maklum saja, sejak lima tahun yang lalu pihak manjemen DTW Tanah Lot tidak pernah menaikkan tiket HTM. Terkait hal itu, ada wacana tiket HTM DTW Tanah Lot akan dinaikkan pada awal tahun depan.
Manajer Operasional DTW Tanah Lot I Wayan Sudiana mengemukakan hal itu saat menggelar jumpa pers di Natys Restauran, Tanah Lot, Tabanan, Senin (17/7/2023).
Menurut Wayan Sudiana, untuk menaikkan tiket HTM di DTW Tanah Lot diperlukan pertimbangan secara matang dan memerlukan pertimbangan dari berbagai pihak khususnya travel agen dan pihak-pihak terkait. “Di antara DTW di Bali, tiket HTM di DTW Tanah Lot memang yang paling murah karena sejak lima tahun yang lalu tidak pernah dinaikkan. Dilihat dari jumlah kunjungan wisatawannya, kunjungan di DTW memang yang terbanyak. Apakah ini ada kaitannya dengan murahnya harga tiket ? Hal ini perlu menjadi pertimbangan sendiri sebelum kami menaikkan harga tiket,” paparnya.
Baca juga : Ketua TP PKK Tabanan Rai Wahyuni Sanjaya Apresiasi Pemilihan Grand Final Jegeg Bagus 2023
Disebutkan, saat ini memang ada wacana dari pihak manajemen DTW Tanah Lot akan menaikkan tiket HTM pada awal tahun depan. Wacananya, untuk wisatawan mancanegara dewasa yang saat ini tiketnya Rp 60 ribu akan dinaikkan menjadi Rp 75 ribu. Untuk anak-anak mancanegara yang saat ini Rp 30 ribu akan dinaikkan jadi Rp 40 ribu. Tiket wisatawan domestik dewasa yang saat ini Rp 20 ribu akan dinaikkan menjadi Rp 30 ribu dan anak-anak domestik yang saat ini Rp 15 ribu naik menjadi Rp 20 ribu. “Wacananya seperti itu kenaikannya. Kita memerlukan masukan dari travel agen dan pihak-pihak terkait. Rencananya, sosialisasi kenaikan tiket dilakukan selama enam bulan dan awal tahun 2023 baru diterapkan,” katanya.
Wayan Sudiana mengakui, tren kunjungan wisatawan ke DTW Tanah lot saat ini memang menunjukkan tren peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari berbagai promosi yang dilakukan Manajemen DTW Tanah Lot selama ini. Termasuk promosi melalui even Tanah Lot Art & Food Festival yang digelar selama empat hari pada Juni 2023. “Even ini mendapat sambutan meriah dari masyarakat dan wisatawan. Bahkan pada malam penutupan areal DTW Tanah Lot tak mampu menampung pengunjung sehingga pihak keamanan harus memutar balik pengunjung yang terusa berdatangan,” katanya.
Terkait jumlah kunjungan wisatawan ke DTW Tanah Lot, pada tahun 2022 lalu telah dikunjungi wisatawan sejumlah 1.321.087 orang. Pada tahun 2023 ini, dari awal Januari sampai akhir Juni wisatawan yang berkunjung ke DTW Tanah lot 1.002.291 orang atau sekitar 75,8 persen. “Kami optimis jumlah kunjungan wisatawan tahun 2022 akan terlampaui di tahun 2023 ini. Pendapatan tahun lalu sekitar Rp 40,5 milyar. Saat ini sudah mencapai sekitar Rp 39 milyar,” paparnya.
Pada kesempatan tersebut Sudiana juga mengungkapkan bila tebing di area Pura Batu Bolong yang ada di wilayah Tanah Lot mengalami keretakan. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dan sesuai Surat Edaran Gubernur Bali, pihaknya tidak mengijinkan wisatawan untuk memasuki areal Pura Batu Bolong khusunya di madya mandala dan utama mandala.
Baca juga : Festival Desa Delod Peken Tabanan Wadahi Promosi Warisan Budaya Tradisional
“Wisatawan hanya boleh masuk di Nista mandala. Terkait adanya keretakan tebing ini, kami sudah lapor dan koordinasi dengan pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai Bali – Penida. Mereka sudah turun ke lapangan dan melakukan pemeriksaan adanya keretakan tersebut,” katanya.
Sudiana berharap setelah tim ahli dari Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, ada solusi untuk mengatasi keretakan tebing tersebut. Hal ini dikarenakan di bagian tebing tersebut sudah ada bagian tanah yang longsor.
“Meski ada keretakan tebing, kami dan pengempon pura berharap kondisinya aman-aman saja,” katanya berharap.***