Jember –Sepuluh sekolah di Jawa Timur mengikuti Pendidikan Aman Bencana yang digelar oleh Satuan Pendidikan Aman Bencana Sekber Relawan Penanggulangan Bencana Jawa Timur (SPAB SRPB Jatim).
Pelaksanaan kegiatan awal yang menyasar 10 sekolah ini juga bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur.
Sepuluh sekolah yang terlibat dalam gelaran pertama SPAB kali ini di adalah SMK Islam Bustanul Ulum (IBU) Jember pada 5-6 Februari 2025, kemudian menyusul di SMKN 1 Doko Kabupaten Blitar, SMAN 1 Bendungan Trenggalek, SMKN 2 Ponorogo, SMAN 1 Ngantang, Kabupaten Malang.
Berikutnya adalah SLB Muhamadiyah Jombang, SMKN 1 Pungging Kabupaten Mojokerto, MAS Al Qudsiyah Tuban, SMAN 1 Situbondo, dan SMAN 1 Sumber Kabupaten Probolinggo sebagai lokasi terakhir.
Sebanyak 18 fasilitator SPAB dari SRPB Jawa Timur diturunkan dalam kegiatan ini.
Mereka akan mendampingi sekolah langsung dalam penyusunan dokumen kajian risiko hingga simulasi kebencanaan.
Saat pembukaan SPAB di SMK Islam Bustanul Ulum (IBU) Jember, Penata Penanggulangan Bencana Ahli Madya BPBD Jawa Timur Sriyono mengatakan dari hasil penelitian, orang yang selamat dari bencana bukan dibantu dari orang lain tapi diri kita sendiri, yakni 34,9%, kemudian 31,9 dari keluarga.
“Jadi inilah salah satu tujuan SPAB untuk pengurangan risiko karena akan melatih diri kita dalam melakukan kesiapsiagaan menghadapi bencana,” katanya, Rabu 5 Februari 2025.
Kata dengan mengikuti pelatihan SPAB peserta dan tenaga kependidikan akan tahu persis tentang bencana.
Peserta juga akan memahami dan mengenali rambu-rambu bencana.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jember Widodo Julianto mengatakan perlu kebersamaan untuk menangani bencana.
“Apalagi saat ini sudah terbentuk Sekber SPAB Jember. Mohon support-nya juga dari DPRD Jember untuk penguatan program. Kami berharap tidak hanya satu sekolah di tahun ini yang diadakan SPAB,” katanya.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Jember Wahyudi memberikan presentasi tentang pemetaan daerah rawan bencana dan upaya pengurangai risiko bencana di Kabupaten Jember.
Ia menjelaskan definisi bencana dan jenis-jenis bencana, terutama yang terjadi di Jember.
Sedangkan Pengasuh Yayasan Islam Bustanul Ulum Pakusari KH Moch Haridi Cholis mengatakan kegiatan SPAB ini digelar untuk kepentingan masyarakat, terutama bagi peserta didik sekolah.
“Apalagi faktor kesehatan dan keselamatan merupakan salah satu amanah yang kami pikul. Ketika BPBD menyatakan lokasi SPAB diadakan sini, kami sambut antusias,” ungkap Haridi yang juga anggota DPRD Jember ini, Kamis, 6 Februari 2025.
Menurutnya, dalam beberapa tahun ini daerahnya langganan banjir dan puting beliung.
“Kami juga menjadi titik musibah banjir. Tahun 2021 pernah banjir besar, sehingga harus evakuasi anak santri karena air sudah sampai dada,” kata pria yang juga pernah membikin modul banjir bersama PBNU bekerja sama dengan Australia.
Dalam SPAB pertama di tahun 2025 ini, SRPB Jawa Timur menurunkan tiga fasilitatornya, yakni Erfan Alif Pujiono, Suliono, dan Rizki Daniarto.
“Kami berterima kasih kepada BPBD Jatim yang membantu dan mendukung kegiatan ini sehingga sekolah-sekolah yang disasar bisa mendapatkan pelatihan yang komprehensif,” kata Koordinator SRPB Jatim Rachmad Subekti Kimiawan.
Sebanyak 100 orang menjadi peserta kegiatan ini. Terdiri dari 20 guru, siswa 60 orang, 5 orang dari Komite Sekolah, 5 petugas keamanan, 5 staf sekolah, dan 5 orang dari BPBD Jember.(ard)