TKI Bali Lompat ke Laut dari Atas Kapal Pesiar

21 Februari 2014, 20:37 WIB
Ilustrasi (foto:Google)

Kabarnusa.com, Denpasar – Diduga mengalami depresi I Nyoman Gede Bagiada seorang Tenaga Kerja Indonesia asal Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali dikabarkan bunuh diri dengan cara menceburkan diri atas kapal pesiar di perairan Amerika Serikat.

Kepala Balai Pelayanan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia BP3TKI di Denpasar I Wayan Pageh membenarkan kabar perihal meninggalnya korban yang diduga melakuka aksi bunuh diri nyebur ke luat.

“Kami terima laporan itu dari Konsulat Jenderal Kemenlu RI di Houston, Texas kejadianya pada 29 Januari 2014,” jelas Pageh dihubungi wartawan Jumat (21/2/2014).

Kabar itu, diperkuat informasi lewat surat elektronik dari dua agen PT Ratu Oceaniaraya tertanggal 3 Februari 2014 dan surat dari PT Cipta Wira Tirta, terkait hilangnya anak buah kapal asal Pulau Dewata.

Hasil koordinasi yang dilakukan dengan pihak terkait di Konjen AS di Houston jasad Bagiada tak kunjung ditemukan meskipun pihak berwenang telah melakukan pencarian selama 14 hari.

Sesuai prosedur dan ketentuan di negara setempat, kata dia, karena tidak kunjung ditemukan maka korban dinyatakan meninggal dunia.

Mengenai dugaan korban bunuh diri dengan cara menceburkan diri ke laut juga diperkuat rekaman CCTV di kapal pesiar itu. Di rekaman itu, sebelum melompat ke laut, Bagiada lebih dahulu melepas sepatunya.

Untuk motif korban mengakhiri hidup dari informasi yang didapatnya, diduga lantaran menderita sakit dan ingin kembali ke kampung halamannya.

Hanya saja, karena terikat kontrak kerja di kapal pesiar yang melarang semua pekerja meninggalkan kapal selama pelayaran sehingga diduga korban fustrasi dan berbuat nekat.

Kabar duka itu telah disampaikan pihak tripartit dari unsur pemerintah, BP3TKI dan agen pada Senin 17 Februari lalu, kepada pihak keluarga Bagiada yang menjadi anak buah kapal pesiar Constellation di bagian juru masak atau cook.

Kendati cukup syok dan diliputi kesedihan atas kejadian itu namun pIhak keluarga dapat menerima kejadian tersebut sebagai musibah.

Sebagai bentuk kepedulian atas kejadian tersebut, telah diberikan tali asih bantuan berupa uang kepada keluarga Bagiada diantaranya dari BP3TKI sebesar Rp5 JUta dan dari pihak agen Rp10 juta.

Harapan pihak keluarga, agar semua urusan yang terkait dengan kematian pria yang sudah 10 kali bolak-balik bekerja di kapal pesiar itu, bisa segera diselesaikan.

Rencananya pada 23 Februari ini, pihak keluarga Bagiada akan menggelar pengabenan secara simbolis.

“Kami juga diundang untuk datang dalam pengabenen simbolis korban hari Minggu lusa,” tutupnya. (gek)

Berita Lainnya

Terkini