Tokoh Hindu: Konsep Revitalisasi untuk Perbaiki Kawasan Suci Teluk Benoa

30 Januari 2016, 05:33 WIB

Kabarnusa.com
Tokoh Hindu Bali I Wayan Suarjaya menyatakan dukungan rencana reklamasi
Teluk Benoa jika nantinya untuk memperbaiki kawasan suci dan
mengembalikan kondisi Pulau Pudut yang kondisinya kini memprihatinkan.

Menurutnya,
kondisi kawasan suci Teluk Benoa saat ini memprihatinkan. Selain kotor
karena banyak sampah di mana-mana,  ekosistem di Teluk Benoa juga sudah
rusak.

Bahkan, Pulau Pudut yang awalnya memiliki luas 8 hektar, saat ini tersisa 1 hektar.

“Saya
sangat setuju bila ada rencana untuk merevitalisasi Teluk Benoa dengan
tujuan memperbaiki kawasan suci tersebut, dan mengembalikan kondisi
Pulau Pudut,” tegasnya kepada awak media belum lama ini.

Suarjaya
menyatakan, kondisi Teluk Benoa memprihatinkan seperti Kotor, banyak
sampah di mana-mana, ekosistem rusak, bahkan Pulau Pudut tersisa 1
hektar dari awalnya 8 hektar, padahal itu semua kawasan suci.

“Jadi
kalau revitalisasi Teluk Benoa bertujuan perbaiki kondisi tersebut, dan
mengembalikan luas Pulau Pudut seperti awalnya, saya sangat setuju,”
paparnya.

Dari konsep revitalisasi yang dibaca dan didalaminya, tidak ada yang salah dari rencana tersebut.

Bahkan,
revitalisasi disebutnya sangat mengutamakan kelestarian kawasan suci
Teluk Benoa, adat istiadat dan budaya masyarakat Bali, serta tidak
bertentangan dengan ajaran agama Hindu.

Konsep revitalisasi
Teluk Benoa yang dibaca dan dalami, sangat baik. Konsepnya mengutamakan
kelestarian semua kawasan suci di Teluk Benoa.

“Jadi, secara konsep tidak ada melanggar apapun, juga tidak bertentangan dengan adat istiadat, dan ajaran Hindu,” tuturnya.

untuk
itu, dia setuju ada rencana revitalisasi. Saya setuju karena tidak ada
yang melanggar adat istiadat, budaya, dan ajaran Hindu.

Dia
mencontohkan, revitalisasi dalam konsepnya akan mengembalikan, menambah
dan menata alur air laut di Teluk Benoa agar hutan bakau tidak rusak
akibat sedimentasi dan tercemar limbah.

Revitalisasi juga akan membuat kanal-kanal, dan pintu air agar daerah sekitar Teluk Benoa tidak lagi banjir.

“Revitalisasi
juga ingin membangun pusat budaya Bali, sebagai pusat pengembangan dan
pelestarian adat istiadat Bali. Rencana-rencana itu jelas tidak
melanggar aturan, norma, dan ajaran yang hidup di masyarakat Bali.

Pihaknya
mengajak semua elemen masyarakat, melihat pelaksanaan pembangunannya.
Kalau masih mengutamakan kelestarian, kesucian, dan pelihara adat itu
bagus, dan harus dukung.

“Tapi kalau nanti buat kasino atau striptis, akan ngamuk masyarakat,” tutupnya. (kto)

Berita Lainnya

Terkini