![]() |
High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Gianyar secara virtual/ist |
Gianyar – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Gianyar
terus mengawal distribusi bahan pangan menjelang datangnya hari raya Galungan
dan Kuningan.
Terkait hal itu,dilakukan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID) Gianyar secara virtual, Rabu (31/3/2021).
Rapat dipimpin oleh SEKDA Kab. Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, Ekonom Ahli
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H. Heatubun, serta
diikuti oleh seluruh anggota TPID Kab. Gianyar.
Pariwisata sebagai penyumbang ekonomi terbesar Kab. Gianyar lumpuh akibat
pandemi COVID-19.
Namun demikian, Pemerintah Kabupaten. Gianyar tetap optimis terhadap proses
pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung pasca dilakukan vaksinasi kepada
sekitar 43.000 masyarakat di daerah Ubud dan sekitarnya, serta telah dibukanya
kembali penerbangan domestik.
Selanjutnya, berdasarkan pemantauan harga barang menjelang Hari Raya Galungan
dan Kuningan, serta menyambut bulan puasa dan Idul Fitri, Wijaya menyebut
bahwa terjadi peningkatan permintaan terhadap bahan pokok,
Mulai kebutunan daging babi dan cabai rawit. Selain itu, anomali cuaca juga
ikut berpengaruh terhadap penurunan hasil panen cabai rawit sehingga menganggu
ketersediaan pasokan di pasar.
Untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, diantaranya Pusat
Pangan Alami Mandiri Asri dan Nyaman (PUSPA AMAN), Program Mina Padi yaitu
usaha budidaya ikan di lahan sawah yang dilakukan secara bersamaan dengan
tanaman padi dalam suatu areal yang sama.
Selain itu, operasi pasar murah, operasi pasar gotong-royong, sidak pasar dan
gudang penyimpanan, serta himbauan kepada pelaku usaha pasar modern.
Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, S. Donny H.
Heatubun menambahkan terdapat 4 (empat) komoditas yang berpotensi mengalami
lonjakan harga pada saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta bulan puasa
yang jatuh bersamaan pada bulan April mendatang.
Keempatnya ialah cabai merah, cabai rawit, daging babi dan canang sari. Secara
historis, keempat komoditas tersebut mengalami kenaikan harga pada Hari Raya
Galungan dan Kuningan, serta bulan puasa selama 3 (tiga) tahun terakhir.
Harga cabai rawit dan daging babi yang masih belum menunjukkan penurunan
hingga saat ini perlu mendapat perhatian Pemerintah Kab. Gianyar sebagai
antisipasi kenaikan permintaan menjelang hari raya.
Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Perikanan Kab. Gianyar menyatakan bahwa
jumlah stok bahan pangan di Kabupaten Gianyar masih cukup untuk kebutuhan hari
raya.
Meski demikian, adanya wabah virus African Swine Flu (ASF) pada ternak babi
masih berpengaruh terhadap keterbatasan pasokan komoditas daging babi di
pasaran dan curah hujan yang tinggi membuat pasokan cabai rawit juga masih
terganggu.
“Secara umum, harga bahan pangan di Gianyar masih terpantau stabil dengan
dukungan kelancaran distribusi lewat jalur darat,” sambungnya.
Lebih lanjut, Kepala Gudang Perum Bulog Kab. Gianyar, I Putu Winarta,
mengatakan jumlah persediaan beras di Gudang Batubulan sebanyak 331.560 kg
atau setara kebutuhan Kabupaten Gianyar selama 1,13 bulan.
Sebagai penutup, Bank Indonesia merekomendasikan beberapa kebijakan untuk
pengendalian inflasi ke depan, perlunya komunikasi yang lebih intensif kepada
masyarakat terkait program pengendalian harga yang dicanangkan Pemerintah Kab.
Gianyar.
Kedua.edukasi belanja bijak dengan mensubstitusi konsumsi cabai dengan
komoditas lainnya yang masih dalam harga wajar seperti dengan daging ayam.
Ketiga dilakukannya Kerjasama Antar Daerah (KAD) dengan provinsi/kabupaten
lain untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan yang masih defisit.