Tradisi ‘Duase’ Panen Padi Perdana di Jatiluwih Bermakna Simbolis dan Religius, Seperti Apa?

Manager operasional DTW Jatiluwih John Ketut Purna, menuturkan, prosesi upacara dalam tradisi duasa diadakan di pura sawah (Gedong Carik) dan memiliki berbagai fungsi penting yang sarat akan makna simbolis dan religius

27 Juni 2024, 12:19 WIB

Ungkapan Rasa Syukur

Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Dewi Sri, dewi kemakmuran dalam kepercayaan Hindu di Bali, atas panen yang melimpah.

Ucapan syukur ini diwujudkan dengan mempersembahkan hasil panen pertama kepada Dewi Sri sebagai bentuk penghormatan dan terima kasih.

Ranperda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2023 dan RPJPD Provinsi Bali, Ini Penjelasan Pj Gubernur Mahendra Jaya

Menghargai Alam

Dengan menjalankan tradisi ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada alam semesta atas kesuburan tanah dan air yang memungkinkan padi tumbuh dan menghasilkan panen yang melimpah.

Sembahyang di pura sawah menjadi momen untuk memohon kelancaran panen berikutnya dan menjaga keseimbangan alam.

Petani Gugat Jogja Sehat Tanpa Tembakau

Menjaga Tradisi Leluhur

Tradisi ini adalah warisan budaya leluhur yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat Bali.

Prosesi persembahyang di pura sawah menjadi cara untuk menghormati tradisi dan nilai-nilai budaya yang telah diwariskan turun temurun.

Etihad Airways Buka Rute Abu Dhabi-Bali, Pakai Armada Canggih Boeing 787-9 Dreamliner

Menyucikan Diri

Sebelum melakukan aktivitas di sawah atau panen padi, ritual sembahyang di pura beji uluning sawah (Pura Bedugul) juga dipercaya sebagai cara untuk menyucikan diri dari kotoran dan dosa.

“Diyakini dengan melakukan ritual ini, panen padi akan diberkati dan terhindar dari hama dan penyakit,” ungkap Ketut Purna.

Southeast Asia Open Water Swimming Championship 2024 di Bali, Mahendra Jaya Harap Jadi Agenda Rutin

Lokasi Gedong Carik, pura sawah tempat pelaksanaan upacara Duase. Terlihat beberapa bangunan kecil yang digunakan untuk menyimpan persembahan dan tempat padi Duase.

Latar belakang hijau dengan sawah yang luas menggambarkan keindahan dan kesuburan alam Jatiluwih, yang terkenal dengan sistem irigasi subak yang telah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.

Dengan melaksanakan *tradisi Duase, masyarakat Jatiluwih tidak hanya merayakan panen yang melimpah tetapi juga memperkuat ikatan mereka dengan alam dan tradisi leluhur, menjaga keseimbangan antara manusia dan alam yang merupakan esensi kehidupan di Bali. ***

Artikel Lainnya

Terkini