Transaksi Nontunai Menghemat Biaya Pemeliharan Uang Tunai Bank Sentral

12 September 2017, 23:06 WIB

seminar%2BBIsnis%2BIndonesia

DENPASAR – Bank Indonesia terus mendorong transaksi nontunai karena terbukti memberikan manfaat bagi bank sentral menghemat biaya pemeliharaan uang tunai.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana mengungkapkan, di Bali terdapat sekitar Rp 1,4 triliun uang setoran dari bank-bank yang dinilai tidak layak edar sehingga harus dipilah kembali kelayakannya.

“Itu harus kami olah, meskipun tidak layak edar tetapi ketika dipilah masih ditemukan yang bisa diedarkan. Ini memerlukan tenaga khusus dan waktu. Kemudian kami kerepotan kalau tunai itu dananya tidak bisa dilacak,” paparnya dalam diskusi Infrastruktur Perbankan Mendukung Penerapan Transaksi Nontunai di Tol Bali Mandara di Kantor Perwakilan Bisnis Indonesia di Denpasar, Selasa (12/9/2017).

Iman menjelaskan, penerapan transaksi nontunai di jalan Tol Bali Mandara diyakini akan mendorong budaya masyarakat di Bali untuk menggunakan uang elektronik di sejumlah tempat.

Di pihak lain, kesuksesan program yang dimulai pada 1 Oktober bisa menjadi cikal bakal pondasi bagi Pulau Dewata untuk menjadi daerah cashless society.

Potensi penerapan nontunai masih tinggi di sini, termasuk di sejumlah tempat juga belum menerapkan nontunai. Ini peluang, jika dari sini kemudian berlanjut ke lainnya menggunakan nontunai maka bisa saja Bali menjadi cashless society.

Diskusi ini juga menghadirkan narasumber Regional CEO Bank Mandiri Wilayah XI Bali dan Nusra R. Erwan Hermawan, Dirut PT Jasamarga Bali Tol Akhmad Tito Karim, GM Blue Bird Bali Nusa Tenggara I Gede Putu Panca Wiadnyana, GM Prasarana The Airport Travel Agency I Wayan Sukses dan dihadiri sejumlah pengusaha transportasi.

Jalan Tol Bali Mandara mulai 1 Oktober akan mewajibkan seluruh pengguna bertransaksi secara nontunai.

Dalam kesempatan sama, Regional CEO Bank Mandiri Wilayah XI Bali dan Nusa Tenggara R. Erwan Djoko Hermawan menyatakan telah menyiapkan infrastruktur top up saldo hingga peningkatan jumlah kartu.

Pihaknya meminta masyarakat tidak khawatir apabila ingin mengisi ulang karena melalui gawai pun bisa dilakukan. Untuk kartu, dia mengaku menyiapkan sekitar 20.000 unit kartu uang elektronik guna mensukseskan penerapan transaksi nontunai di Jalan Tol Bali Mandara mulai 1 Oktober 2017.

Kata dia, seluruh kartu tersebut akan disebar ke perusahaan-perusahaan hingga restoran agar masyarakat mudah ketika bertransaksi di gerbang tol otomatis. Adapun penyebarannya difokuskan ke perusahaan-perusahaan, kampus-kampus, kantor dan restoran.

Untuk itu, pihaknya juga akan melakukan kerja sama dengan sejumlah pihak agar transaksi nontunai di satu-satunya di Bali tersebut berjalan lancar. Saat ini, Bank Mandiri Bali dan Nusa Tenggara sudah mencatatkan sebanyak 50.000 transaksi per minggu di jalan tol sepanjang 12,7 km tersebut.

Tambahan sebanyak 20.000 kartu e-money diprediksi bisa meningkatkan volume transaksi di tol yang menghubungkan Denpasar dengan Badung tersebut menjadi 4 kali lipat. “Sekarang era digital, sudah saatnya beramai-ramai memanfaatkan produk digital,” sambungnya.

Sementara Dirut Jasamarga Bali Tol (JBT) Akhmad Tito Karim mengharapkan masyarakat tidak perlu khawatir dengan rencana penerapan transaksi nontunai tersebut karena infrastrukturnya sudah disiapkan.

JBT juga sudah berhasil mengujicobakan pemasangan security accces module (SAM) multi applied sehingga bank penerbit uang elektronik akan dapat menggunakan.

JBT kata dia, telah menyiapkan prasarananya, sebetulnya semua gardu tol siap dan kami ada gardu tol otomatis. Dengan berdasarkan pengamatan kami, kalau gunakan tol itu lebih cepat karena hanya 2 detik.

“Jadi setiap orang yang lewat silahkan bertransaksi secara otomatis sehingga uang tunai kurang. Intinya sudah tidak masalah,” tuturnya. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini