Transformasi Ekonomi Daerah: OJK Dorong Hilirisasi, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jadi Motor Utama

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lagi dapat hanya mengandalkan sektor-sektor konvensional yang rentan terhadap dinamika ekonomi global.

29 April 2025, 08:32 WIB

Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya dalam mendorong pengembangan ekonomi daerah sebagai fondasi krusial bagi penguatan ekonomi nasional. Hal ini diwujudkan melalui sinergi strategis dalam hilirisasi sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan urgensi transformasi ini saat membuka Konferensi Nasional Pengembangan Ekonomi Daerah di Jakarta. Ia menekankan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lagi dapat hanya mengandalkan sektor-sektor konvensional yang rentan terhadap dinamika ekonomi global.

“Kita harus memperkuat pilar-pilar pertumbuhan baru yang berakar pada potensi domestik. Pertumbuhan ekonomi di tingkat daerah menjadi kunci utama ketahanan ekonomi bangsa,” tegas Mahendra Siregar dalam keterangan tertulis 29 April 2025.

OJK telah mengambil langkah proaktif melalui berbagai kebijakan yang berorientasi pada pengembangan sektor unggulan daerah, termasuk agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif. Upaya ini meliputi pengarahan pembiayaan dan penyaluran kredit yang tepat sasaran, serta pelibatan sektor asuransi untuk memitigasi risiko yang inheren.

Inovasi seperti produk asuransi parametrik hadir untuk melindungi petani dari potensi kerugian akibat gagal panen atau bencana alam, sehingga menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dan meningkatkan kelayakan kredit.

Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan bahwa OJK tidak hanya berfokus pada penyediaan akses keuangan, tetapi juga aktif membangun ekosistem usaha yang komprehensif. Dalam konteks pariwisata dan ekonomi kreatif, pendekatan baru diterapkan dengan mengembangkan skema pembiayaan yang memahami karakteristik unik sektor ini. Pemanfaatan intellectual property rights sebagai agunan alternatif dan penerapan alternative credit scoring menjadi terobosan untuk membuka peluang pembiayaan yang lebih luas.

Konferensi ini menjadi wadah penting untuk bertukar gagasan dan membangun kolaborasi. Turut hadir sejumlah tokoh penting seperti mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga S. Uno, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar, Menteri PANRB 2022–2024 Azwar Anas, serta perwakilan dari berbagai sektor industri dan pemangku kepentingan lainnya.

Peran Krusial Pasar Modal

Senada dengan hal tersebut, Deputi Komisioner Hubungan Internasional, APU-PPT, dan Daerah OJK, Bambang Mukti Riyadi, menyoroti peran vital pasar modal dalam mendukung perkembangan ekonomi kreatif. “Sektor ekonomi kreatif membutuhkan dukungan produk keuangan yang beragam. Selain perbankan, kini pelaku ekonomi kreatif juga semakin memanfaatkan pasar modal dan modal ventura, termasuk securities crowdfunding,” ujarnya mewakili Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK.

OJK menegaskan bahwa integrasi yang erat antara sektor riil (growth-led finance model) dan sektor jasa keuangan (finance-led growth model) adalah esensi untuk menciptakan produk dan layanan keuangan yang inovatif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas sektor riil secara berkelanjutan dan inklusif.

Melalui Program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED) yang diimplementasikan melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), OJK aktif mendorong penguatan peran sektor jasa keuangan di tingkat daerah. Program ini diharapkan menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi melalui kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi tantangan operasional dan pemasaran, sekaligus menjaga keberlanjutan produktivitas.

Langkah ini diproyeksikan akan memperdalam pasar sektor jasa keuangan dan berkontribusi signifikan terhadap visi Indonesia Emas 2045 serta agenda prioritas pemerintah.

Sejak tahun 2024, fokus kolaborasi lintas pemangku kepentingan telah tertuju pada hilirisasi sektor agrikultur. Kini, untuk memperluas dampak positifnya, implementasi Program PED diperluas mencakup sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Konferensi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai potensi hilirisasi di ketiga sektor tersebut. Lebih jauh lagi, diharapkan terjalin sinergi kemitraan yang kuat dalam mengembangkan keunggulan daerah dan mengoptimalkan pemanfaatan produk serta layanan sektor jasa keuangan melalui wadah TPAKD, yang pada akhirnya akan memperkokoh pertumbuhan ekonomi nasional. ***

Berita Lainnya

Terkini