Semarapura – Perubahan perilaku masyarakat beralih ke segala sesuatu serba tanpa kontak fisik/tatap muka saat pandemi menjadikan digitalisasi menjadi salah satu cara terbaik untuk terus mendorong roda ekonomi di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menyampaikan hal itu saat acara Digitalisasi Kawasan Pusat Pasar Tenun dan Pasar Tradisional di Klungkung, Senin (8/11/2021).
Sebagai bagian Program Dedikasi untuk Negeri dan Program Pasar dan Pusat Perbelanjaan SIAP (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) QRIS yang diinisiasi oleh Bank Indonesia bersama-sama dengan Pemerintah dan Penyelenggara Jasa Pembayaran, KPwBI Provinsi Bali menggelar Digitalisasi Kawasan Pusat Pasar Tenun dan Pasar Tradisional di Klungkung.
Diketahui bersama, pandemi Covid-19 yang sudah berjalan hampir 2 (dua) tahun ini memberikan dampak yang besar bagi kehidupan sehari-hari kita baik kehidupan sosial hingga kondisi ekonomi.
“Namun, kita harus tetap optimis bahwa 2021 ini akan menjadi momentum pemulihan ekonomi nasional dan Bali,” tuturnya.
Juga, pada khususnya terlihat pada Triwulan il tahun 2021 pertumbuhan Bali mulai membaik & tumbuh positif 2,83% (yoy).
Kata Trisno, mulai membaiknya kondisi ini tidak lepas dari segala upaya yang tiada henti kita lakukan bersama melalui berbagai gagasan.
Dari aspek kesehatan, pemerintah berupaya mempercepat sekaligus memperluas cakupan pemberian vaksinasi COVID-19 kepada seluruh lapisan masyarakat yang hingga saat ini vaksinasi tahap | di Bali telah melebihi 100% dan vaksinasi tahap Il telah melebihi 85%.
Sedangkan dari aspek ekonomi, pemanfaatan media dan kanal digital telah diterapkan pada berbagai sektor sebagai bentuk adaptasi.
Diungkapkan Trisno, pasar sebagai jantung kegiatan ekonomi jual beli juga merasakan dampak pandemi.
Dengan pembatasan sosial dan urgensi faktor cleanliness, health, safety and environment (CHSE), masyarakat kini cenderung lebih berhati-hati dan beralih ke segala sesuatu serba tanpa kontak fisik/tatap muka.
Dari perubahan pola perilaku tersebut, digitalisasi menjadi salah satu cara terbaik untuk terus mendorong roda ekonomi di sektor perdagangan termasuk pasar-pasar tradisional agar tetap berjalan.
Turut hadir anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta dan Nyoman Sumanaya selaku Direktur Bisnis Non Kredit BPD Bali hingga perwakilan OPD di Kabupaten Klungkung.
Trisno juga menyampaikan apresiasinya kepada Anggota Komisi XI DPR RI, Wakil Gubernur Provinsi Bali dan Bupati Klungkung senantiasa memberikan dukungan terhadap upaya transformasi digital di Pulau Dewata Bali.
“Tentunya kami juga sampaikan apresiasi kepada BPD Bali dan pengelola pasar yang telah berkontribusi mendukung terlaksananya kegiatan pada hari ini,” katanya menegaskan.
Ia melanjutkan, digitalisasi tersebutlah yang secara resmi mulai diterapkan di Pasar Galian, Pasar Semarapura, dan Pasar Kusamba, dan akan terus diperluas ke seluruh pasar tradisional di Kabupaten Klungkung.
Adapun digitalisasi yang diterapkan yakni meliputi implementasi pungutan berbasis elektronik hingga cara pembayaran nontunai berbasis QRIS (QR Code Indonesian Standard),” ujarnya.
QRIS bukanlah aplikasi. QRIS adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia untuk menstandarisasi QR Code Pembayaran. QRIS telah menjadi solusi pembayaran saat ini karena mendukung social dan physical distancing.
Dengan QRIS transaksi dapat dilakukan tanpa kontak fisik dan bahkan tatap muka hanya menggunakan smartphone.
Selain higienis dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bertransaksi secara digital tanpa melalui sentuhan, kata Trisno, QRIS memberikan banyak keuntungan bagi para pedagang dan kalangan UMKM.
Keuntungan itu, seperti membangun profil kredit untuk kemudahan mendapatkan pinjaman, transaksi tercatat dan langsung masuk rekening sehingga mudah dimonitor; tidak perlu uang kembalian, bebas risiko pencurian dan uang palsu, mengikuti tren pembayaran terkini, serta murah dan bebas biaya bagi usaha mikro (0% s.d Desember 2021).
Pembayaran menggunakan QRIS yang CeMuMuAH (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal) diharapkan dapat mendukung geliat aktivitas para pedagang dan kalangan UMKM.
Peningkatan kegiatan transaksi tersebut pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas sektor-sektor lainnya, seperti petani dan produsen, yang akan mendorong mulai pulihnya daya belli Masyarakat sehingga mempercepat pemulihan ekonomi Bali dan Nasional.
“Akselerasi implementasi QRIS di wilayah Bali sangat cepat perkembangannnya dan masuk kedalam peringkat 8 besar Nasional,” ungkapnya.
Per 29 Oktober 2021, sebanyak lebih dari 355 ribu merchant di Bali atau 12 juta merchant nasional telah merasakan manfaat menggunakan QRIS,” imbuhnya.
Volume dan nominal transaksi penggunaan QRIS di Bali pun terus meningkat, dengan rata-rata per bulan sebanyak 407 ribu transaksi dengan nominal 32,4 miliar, atau tumbuh 2 kali lipat dibandingkan dengan rata-rata transaksi di tahun 2020.
Kedepannya, Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas akseptasi pembayaran digital, salah satunya melalui fasilitasi penggunaan QR Code Indonesian Standard (QRIS) di pasar-pasar dan pusat perbelanjaan, hingga semua SIAP (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai) QRIS dalam rangka mengawal Pemulihan Ekonomi Nasional.
Bupati Klungkung Nyoman Suwirta mengatakan, terkait digitalisasi pasar, pihaknya siap akan melakukan koordinasi dengan BI karena merupakan kebutuhan.
“Agar para pedagang yang ada di Pasar Klungkung segera dapat melakukan transaksi digital,” imbuhnya. (rhm)