![]() |
Carlos bersama Putu Yudha Asteria Putri dan I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi saat melakukan pendampingan PKM di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianya/Dok. Unwar |
Denpasar – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali masih lemah
dalam pemanfatan teknologi informasi dalam pengembangan bisnis sehingga sulit
berkembang dan belum bisa eksis diterima pasar dunia.
Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Warmadewa I Gede Nyoman Carlos menyampaikan hal itu dalam keteranganya, Minggu
(16/5/2021).
Carlos bersama Putu Yudha Asteria Putri dan I Gusti Ayu Ratih Permata Dewi
saat melakukan pendampingan PKM di Desa Bona Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten
Gianyar menemukan, kendala “mandat”nya proses bisnis UMKM adalah belum
memiliki pembukuan untuk menghitung laba rugi.
Kemudian, harga pokok produksi dan pencatatan asset yang dimilki, belum
memiliki SOP, baik terkait bahan baku maupun alur di dalam proses produksinya.
“Pemasaran dilakukan hanya dengan orang-perorangan, karena rendahnya
pengetahuan akan penggunaan sistem e-commerce,” paparnya
Menurut Carlos, UMKM sejauh menjadi penyumbang PDB terbesar di Indonesia. Jika
UMKM dapat dikelola dengan baik, maka akan dapat memberikan kontribusi yang
luar biasa terhadap pendapatan domestik suatu negara
Carlos menyampaikan sudah saatnya UMKM memaksimalkan pemanfaatkan e-commerce
untuk mendukung pengembangan bisnis. Langkah awal yang cukup sederhana yang
dapat dilakukan adalah pembuatan website dan melakukan pameran-pameran di
event-event online di media sosial. (rhm)