![]() |
Rapat bahas antasi kemacetan di Kota Denpasar (Foto:KabarNusa) |
KabarNusa.com, Denpasar – Kemacetan
kota besar seperti Jakarta kian dirasakan juga Denpasar sebagai Ibu Kota
Provinsi Bali di beberapa ruas jalan protokol kemacetan pada jam-jam
tertentu menjadi pemandangan biasa. Pemerintah Kota Denpasar mencoba
mengatasi kemacetan dengan beberapa langkah rekayasa arus lalu lintas,
penyediaan kantong parkir hingga pengurangan kendaraan pribadi.
Meningkatnya
populasi kendaraan di Kota Denpasar, disebut sebagai biang keladi
kemacetan. Beberapa ruas jalan lalu lintas di Kota Denpasar, khususnya
jalan Teuku Umar dan jalan Diponogoro.
Untuk mengatasi
kemacetan tersebut berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan
Kota Denpasar maupun Satuan Lalu Lintas diantara dengan memasang
rambu-rambu dan manejemen rekayasa arus lalu lintas..
Untuk
mengatasi kemacetan jangka pendek, menengah dan panjang, Dinas
Perhubungan Kota Denpasar melakukan kajian manajemen dan rekayasa lalu
lintas di kawasan Jalan Teuku Umar, Jalan Diponogoro dan Simpang
Benoa-Pesanggaran, Rabu, (14/5/2014) di Kantor Dinas Perhubungan Kota
Denpasar.
Kabid Sarana Prarasana Uji Dinas Perhubungan Kota
Denpasar Gede Redika mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mencari
solusi mengatasi kemacetan yang sering terjadi khususnya di Jl Teuku
Umar dan Simpang Pesanggaran mulai dari Jl Ngurai Rai hingga Diponogoro.
“Untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi dijalan itu
berbagai upaya telah dilakukan baik perubahan arus lalu lintas maupun
penaambahan fasilitas lalu lintas rambu-rambu,” kata dia.
Kemacetan
jalan Teuku Umar karena di lokasi merupakan pusat kuliner, elektronik,
hotel dan di Perempatan Pesanggaran terdapat Jalan Tol dan Underpass.
Di
mata Konsultan Transportasi Putu Alit Sutanaya, kemacetan makin parah
karena Denpasar, pusat kegiatan nasional dengan wilayah pelayanan
nasional hingga regional.
“Pembangunan yang tidak merata, pemusatan aktivitas di Bali Selatan kesejangan sosial-ekonomi,” tuturnya.
Untuk
kemacetan di Teuku Umar dikarenakan, di sana merupakan Jalan kolektor
dan salah satu jalur utama lalu lintas Denpasar-Kuta-Tuban.
Bahkan,
emiliki beberapa persimpangan diantaranya, Diponogoro, Simpang Maluku,
Simpang Enam, Simpang Batanta dan Simpang Imam Bonjol.
Tidak
hanya itu, pengguna kendaraan pribadi lebih banyak dibandingan angkutan
umum dan sepanjang jalan itu tidak tersedia off street parkir yang
memadai.
Sedangkan kemacetan yang sering terjadi di jalan
Simpang Pesanggaran atau Simpang Benua karena pertemuan jalan nasional
dan jalan Kolektor Primer Provinsi.
Sehingga diperlukan analisis kinerja ruas dan simpang pada kondisi eksisting, merencanakan altenatif penataan arus lalu lintas.
Juga
untuk mengevaluasi kinerja ruas jalan dan simpang berdasarkan rencana
altenatif penataan tersebut, serta menyusun rekomendasi penataan arus
lalu lintas.
Kemacetan bisa diatasi dengan membuat trobosan
terobosan seperti menyediakan lahan pakir untuk bersama, agar di
sepanjang jalan tidak ada yang pakir.
Juga dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, tapi terlebih dahulu harus menyediakan angkutan umum yang memadai. (rma)