DENPASAR – Bendungan Titab-Ularan di Kabupaten Buleleng yang diresmikan Megawati Soekarnoputri tak kunjung bisa difungsikan karena masih membutuhkan suntikan dana tambahan Rp 40 Miliar pasca terjadinya ledakan pada pipa pembuangan angin.
Diketahui, megaproyek yang digarap 2011 itu, telah diresmikan Megawati Soekarnoputri pada Desember 2015. Setahun lebih usai diresmikan, tak juga beroperasi membuat kalangan DPRD Bali terus menyoroti proyek dengan nilai kontrak sebesar Rp 428,7 miliar lebih itu.
Guna mendapat kejelasan soal nasib bendungan yang berada tersebut, Komisi III DPRD Bali berkoordinasi dengan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jendral Sumber Daya Air, di Jakarta, Senin (20/3/17).
Anggota Komisi III DPRD Bali Kadek Diana saat dikonfirmasi melalui sambungan telpon menjelaskan, pihaknya mendapat penjelasan bahwa Bendungan ini sudah pernah diuci coba pada tanggal 13 Desember 2015 untuk dilakukan pengisian awal, tetapi gagal.
“Karena terjadi ledakan akibat tekanan angin yang sangat besar pada pipa pembuangan angin,” kata Diana. Ketua fraksi PDI Perjuangan DPRD Bali ini melanjutkan, bendungan itu sampai saat ini sedang diperbaiki. Hanya saja, untuk perbaikan tersebut harus membutuhkan tambahan anggaran Rp 40 Miliar.
Bendungan itu ditargetkan beroperasi pada tahun 2018. “Bendungan itu sampai saat ini sedang diperbaiki, dan butuh anggaran lagi dari APBN sebesar Rp40 milyar. Direncanakan tahun 2017 ini selesai sehingga tahun 2018 sudah bisa dioperasikan bendungan Titab tersebut,” jelas Diana.
Mengingat Keberadaan Bendungan Titab sangat dibutuhkan sehingga diharapkan mendapat perhatian serius pemerintah.
Ada beberapa manfaat bendungan itu, antara lain mampu mengairi daerah irigasi Saba 1396 Ha dan deerah irigasi Puluran 398 Ha; bisa emenuhi kebutuhan air baku 350/detik untuk kecamatan Seririt, Busungbiu dan Grokgak di Buleleng, dan kecamatan Melaya di Gilimanuk, Jembrana; sebagai konservasi dan pariwisata; dan menambah cadangan listrik sampai 1,50 MW.
Rombongan Komisi III DPRD Bali yang bertolak ke Jakarya dipimpin ketua Komisi III I Nengah Tamba, wakil ketua DPRD Bali I Nyoman Sugawa Korry. (rhm)