Denpasar – Mengusung Program D2 Fast Track Politeknik Negeri Bali (PNB) ingin menyuplai SDM berkompeten dan berkarakter.
Direktur Politeknik Negeri Bali Nyoman Abdi, SE., M.eCOM.menyampaikan itu pada acara ‘Peguatan Kemitraan antara Politeknik Negeri Bali Dengan Media Menuju PNB Tangguh’ di Sector Bar Sanur, Denpasar, Jum’at (12/11/2021).
“PNB selaku lembaga pendidikan vokasi dapat menyuplai SDM berkompeten dan berkarakter dengan ‘hard skill’ ataupun ‘soft skill’ yang mumpuni,” katanya menegaskan.
Visi Politeknik Negeri Bali (PNB) untuk menuju ke arah Go Global tampaknya bukanlah isapan jempol.
Menjelang dimulainya akselerasi Program D2 Fast Track awal tahun 2022 maka disaat itu pula segala persiapan untuk meraih pengakuan akreditasi internasional dicanangkan agar materi ajarnya setara dengan institusi pendidikan kelas dunia.
Program S2 Fast Track di PNB terverifikasi ada 172 SMK di Bali telah bermitra dengan mengusung program unggulan untuk membangun SDM handal dan berkompeten serta memiliki daya saing dimasa depan secara lebih cepat.
Awalnya ini bermula dari tantangan dan permintaan dunia usaha dan dunia industri (DUDIKA) yang ingin memperoleh tenaga kerja yang lebih berkualitas dengan terafiliasisinya peran keikutsertaan mereka dalam membimbing serta melatih serta mensupervisi secara komprehensif.
Tantangan dan permintaan tersebut diakomodasi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui program D2 Fast Track.
“Keuntungannya, program ini dapat ditempuh lebih cepat dengan memangkas waktu perkuliahan serta dimentori secara ketat oleh PNB dan Dudika sehingga nanti dapat dicetak SDM yang profesional, miliki kompetensi dan berdaya saing,” terang Nyoman.
Kata diaz hal ini layak disebut dengan ‘Pernikahan massal’ antara dunia pendidikan dalam hal ini PNB sebagai lembaga pendidikan vokasi, berkolaborasi dengan Dunia Usaha, Dunia Industri, dan Dunia Kerja (DUDIKA) secara holistik.
Bak gayung bersambut, kini tak kurang dari 441 Dudika merespon dengan cepat akselerasi program tersebut yang diyakini menjadi suatu ‘Link and Match’ yang diyakini akan terpenuhinya 8 aspek yaitu kurikulum, magang, guru tamu, serta pelatihan guru.
Sebab selama ini aspek-aspek tersebut berjalan sendiri-sendiri dan tidak beriringan, sehingga kita tidak ingin lagi SMK jalan sendiri, dan perguruan tinggi vokasi jalan sendiri.
“Jadi SMK dan perguruan tinggi vokasi itu sekarang terjalin suatu kolaborasi,” tambahnya.
Bukan dilihat dengan jumlah banyaknya keikutsertaan para Dudika namun terpenting adalah ‘intensitas kolaboratifnya’ atau jalinan kerjasamanya yang semakin diperkuat.
Kedepan, PNB juga terus mengejar akreditasi internasional supaya mahasiswa asing dari belahan dunia manapun bisa kuliah disini maka dari itu berbagai langkah dan persiapan mulai kita tempuh termasuk sarana dan prasarana infrastruktur penunjangnya.
“Kami pastikan pengantarnya juga Bahasa Inggris,” imbuhnya. (rhm)