DENPASAR – Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengungkapkan masuknya tempat hiburan kafe ke desa -desa berkontribusi bagi munculnya kasus HIV/Aids.
Cok Ace yang Ketua Harian Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali berharap ada gebrakan untuk memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS.
“Keberadaan kafe remang-remang yang saat ini sudah merambah ke desa-desa menjadi salah satu faktor pemicu masih ditemukannya kasus baru HIV/AIDS,” ungkapnya saat menerima Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya dan Kepala Sekretariat KPA Bali Made Suprapta, Senin 29 Oktober 2018.
Jika masyarakat yang di kota, mungkin lebih berhati-hati karena sudah cukup paham akan ancaman penyakit ini. “Tapi tidak demikian dengan masyarakat kita yang di desa-desa, sangat rentan sekali tertular ketika sudah mengenal dunia kafe. Ini yang perlu menjadi perhatian kita,” katanya menegaskan.
Pihaknya meminta KPA Provinsi Bali lebih gencar melakukan sosialisasi terkait bahaya penyakit HIV/AIDS dan cara penularannya. Dengan mengetahui bahaya dan pola penularannya, ia berharap masyarakat akan menjauhi perilaku berisiko penularan HIV/AIDS.
Kadis Kesehatan dr Suarjaya menginformasikan bahwa secara akumulatif, kasus HIV/AIDS di Bali saat ini tercatat sebanyak 19.600 kasus. “Tiap bulannya ada penambahan 25 hingga 150 kasus,” sebutnya.
Selain program pencegahan secara umum, pihaknya saat ini memberi perhatian khusus pada ibu hamil. Menggandeng lembaga layanan kesehatan mulai jenjang puskesmas, seluruh ibu hamil diwajibkan mengikuti tes HIV/AIDS pada awal kehamilan.
Jika kemudian seorang ibu diketahui mengidap HIV/AIDS, penularannya ke anak dapat dicegah dengan obat ARV. Suarjaya berharap, ke depannya upaya pencegahan dapat lebih diintensifkan agar siklus penularan dapat dipotong. (rhm)