Denpasar – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace meminta Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Bali mencermati isu kemiskinan perempuan hingga penghapusan perkawinan anak.
Wagub Bali Cok Ace menyampaikan harapannya itu saat peringatan BKOW usia ke 60 tahun yang cukup matang bagi suatu lembaga organisasi.
Isu-isunya terkait perempuan dan kelompok marjinal, yaitu kemiskinan perempuan, kerja layak untuk perempuan pekerja rumah tangga, migran dan disabilitas, penghapusan perkawinan anak, kepemimpinan perempuan, kesehatan perempuan dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
BKOW mewadahi organisasi-organisasi perempuan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di bidang politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, dan pendidikan sudah membawa kemajuan pada peningkatan peran perempuan Bali dalam berbagai aspek kehidupan.
Wagub Cok Ace menyampaikan itu pada puncak Peringatan HUT Ke-60 BKOW Provinsi Bali, dengan tema Merajut Kebhinekaan, Memperkuat Kerukunan Antar Organisasi Wanita, bertempat di Gedung Ksirarnawa-Taman Budaya, Art Center, Denpasar pada Jumat 28 April 2023.
Lebih jauh, dalam sambutannya, Wagub Cok Ace yang juga sebagai Pembina BKOW Provinsi Bali, mengatakan bahwa
Sebelumnya, struktur sosial masyarakat Bali, meskipun patrilinial, namun sudah dikenal di tingkat nasional maupun internasional bahwa wanita Bali adalah pekerja keras dalam memenuhi dan menambah penghasilan rumah tangganya dalam mencapai kesejahteraan keluarga.
Namun Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi Bali di tahun 2020 IDG 72,16 dan di tahun 2021 IDG 72,17 mengalami kenaikan hanya sebanyak 0,01, masih dibawah IDG Nasional, tahun 2020 IDG nasional 75,57 dan tahun 2021 IDG 76,26.
Data tersebut menunjukan, masih cukup besar peluang untuk dapat memberdayakan perempuan dalam meningkatkan pembangunan.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional adalah peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berspektif gender (Sesuai dengan misi Gubernur ke 20, mewujudkan kehidupan krama Bali yang demokratis dan berkeadilan dengan memperkuat budaya hukum, budaya politik dan kesetaraan gender, dengan memperhatikan nilai-nilai budaya Bali).
Peningkatan Peran Ibu dan Keluarga dalam pendidikan/ pengasuhan anak, Penurunan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Penurunan Pekerja Anak dan Pencegahan Perkawinan Anak.
Organisasi perempuan di Provinsi Bali sebanyak 40 organisasi, jumlah yang cukup besar, diharapkan dalam wadah Badan Kerjasama Organisasi Wanita di Provinsi Bali ini dapat bersatu dan bersinergi mendukung Pemerintah dalam pembangunan nasional, dan mewujudkan Visi Gubernur Balik.
Visi itu adalah “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
yang mengandung makna, menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya, untuk mewujudkan kehidupan Krama Bali yang sejahtera dan bahagia sekala niskala menuju kehidupan Krama dan Gumi Bali sesuai dengan prinsip Tri Sakti Bung Karno, berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan melalui pembangunan secara terpola, menyeluruh, terencana, terarah dan terintegrasi dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila 1 Juni 1945.
Ketua Umum BKOW Provinsi Bali Tjok Putri Hariyani Ardhana Sukawati menyampaikan, Ulang Tahun BKOW Provinsi Bali diperingati setiap 21 April.
Hal ini tidak hanya untuk menghormati perjuangan R.A Kartini dalam mewujudkan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, namun juga membangun semangat perempuan secara terus menerus di era modern ini untuk dapat berperan dalam pembangunan dan mendapat keadilan dalam menikmati hasil-hasil pembangunan.
Peringatan hari Ulang Tahun BKOW yang ke 60 kali ini diperingati dalam usia yang sangat mapan untuk ukuran sebuah organisasi, namun tetap masih banyak yang harus di tata kembali.
Mengingat perjalanan BKOW mengalami kendala saat pandemi covid-19. Namun demikian BKOW tetap menjaga keberlangsungan organisasi untuk tetap berkegiatan dan turun ke lapangan mewujudkan program-program BKOW.
Organisasi-organisasi perempuan agar mencermati isu-isu nasional yang menjadi tema kunci dalam musyawarah nasional.
Isu-isunya terkait perempuan dan kelompok marjinal, yaitu kemiskinan perempuan, kerja layak untuk perempuan pekerja rumah tangga, migran dan disabilitas, penghapusan perkawinan anak, kepemimpinan perempuan, kesehatan perempuan dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Tema-tema kunci tersebut saya harapkan menjadi kunci dari seluruh organisasi perempuan di Provinsi Bali dalam berkolaborasi bersama Pemerintah dalam mengatasi isu-isu nasional terkait perempuan,” harap.Tjok Putri Hariyani.
Berbagai rangkaian kegiatan dan aksi sosial yg telah dilakukan dalam menyambut HUT BKOW kali ini ditutup dengan lomba busana adat dan busana casual berbahan kain tenun/endek/songket. Diharapkan lomba ini dapat mendorong peningkatan produksi kain tradisional dan wirausahawan perempuan semakin bertambah. ***