DENPASAR – Ratusan komunitas sepeda, anak sekolah dan warga Denpasar sekitarnya bersama-sama menyatakan perang terhadap korupsi dengan cara bersepeda keliling Ibu Kota Provinsi Bali itu.
Hari Anti Korupsi Internasional 9 Desember diisi berbagai kegiatan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, salah satunya Kota Denpasar menjadi tempat kegiatan bersepeda bersama rangkaian Hari Anti Korupsi Internasional.
Kegiatan bertajuk Anticoruption Messengers Bali 2017 diikuti ratusan komunitas sepeda Denpasar hingga Bali serta siswa sekolah yang dilepas Wakil Walikota I GN Jaya Negara bersama Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK RI, Sujanarko di depan kantor Walikota Denpasar.
Warga dan pejabat mengelilingi rute Jl. Surapati, Jl. Kapten Agung, Jl. Kapten Regug, Jl. Beliton, Jl. Sumatra, Jl. Hasanudin, Jl. Thamrin, Jl. Cokroaminito dan berakhir di Lapangan Lumintang Denpasar.
Para pesepeda ini melanjutkan berkeliling ke 9 kabupaten/kota di Bali dengan membawa visi misi anti korupsi. Tampak dalam kegiatan tersebut KPK RI menyebarkan stiker “Berani Jujur Hebat’’ kepada para peserta.
Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK RI, Sujanarko mengatakan bersepeda bersama menjadi rangkaian dari peringatan Hari Anti Korupsi Internasional puncaknya 9 Desember mendatang.
Kota Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali dipilih karena tak terlepas dari kesadaran, kesiapan aktifitas masyarakat dan pemerintah dalam anti korupsi. Kegiatan ini ketiga kalinya, yang pertama diawali di Kota Bandung dan Jogjakarta.
Disamping menggelar sepeda bersama, pihaknya juga menggelar diskusi bersama teman-teman mahasiswa, aktivis dan masyarakat.
“Kami merasa terhormat melaksanakan kegiatan Anti Korupsi ini di Kota Denpasar dan Bali pada umumnya untuk bersama-sama pemerintah, masyarakat dan komunitas anti korupsi mensosialiasikan berani jujur hebat,” ujarnya.
Dikatakan kejujuran saja tidak cukup dalam mencegah korupsi tapi harus konsisten dan berani dalam mengingatkan kegiatan yang menyimpang.
Seperti di jajaran pemerintah daerah harus jujur, konsisten dan berani dalam mengingatkan kegiatan yang menyimpang. Begitu juga di masyarakat dan lingkungan siswa sekolah yang harus berani, jujur dan konsisten.
Menyadarkan masyarakat bahwa kerusakan korupsi tidak hanya terkait dengan para pejabat tinggi, namun dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sangat dirugikan dari kegiatan korupsi. Seperti cotohnya belanja ke pasar beli gula dengan harga mahal dan tidak sesuai yang tentunya sangat merugikan.
Wakil Wali Kota Denpasar Jaya Negara didampingi Kepala Inspektorat Denpasar, I.B Sidharta mengatakan terus melakukan pencegahan kepada seluruh pegawai hingga melakukan sosialisasi pentingnya pencegahan korupsi bersama-sama masyarakat.
Salah satu peserta komunitas sepeda Samas, Hendradatta sangat bangga ikut membawa visi anti korupsi.
“Kami dapat belajar bersama bahwa kejujuran sangat penting, namun juga harus dilakukan dari dalam diri sendiri yang tidak cukup dari itu namun dibutuhkan dari dukungan orang lain untuk berbuat jujur,” ujarnya. (gek)