KabarNusa.com – Warga warga Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali dilanda krisis air bersih sehingga mereka harus rela antre untuk mendapatkan air bersih untuk diminum dan keperluan sehari-hari.
Sejatinya, krisis air bersih terjadi sejak sebulan lebih dan berlanjut sampai sekarang,
Warga Desa Yehembang, terutama yang bermukim di Banjar Kaleran, Banjar Wali dan sebagian Banjar Baleagung, hingga Senin (8/9) terlihat mengantre untuk mendapatkan air bersih.
Mereka rela berjalan menempuh jarak cukup jauh menuju saluran irigasi dengan kondisi jalan yang berkelok dan curam, sambil membawa jerigen dan ember berukuran besar untuk menampung air.
Sebagian besar dari mereka adalah ibu-ibu. Mereka terpaksa antre air lakukan lantaran air PDAM sebagai satu-satunya sumber air warga telah lama ngadat.
“Kadang-kadang air PDAM juga ngalir, tapi hanya satu jam. Itupun waktunya tidak tentu. Kadang seminggu sekali, kadang pula dua minggu sekali. Itupun tidak seluruh pelanggan kebagian air,” terang Dwijana (43), seorang warga Banjar Karelan Senin 8 September 2014.
Hal senda disampaikan Made Sudar (44) warga Banjar Kaleran lainnya. Dia mengaku hingga kini masih memanfaatkan air dari saluran irigasi subak untuk memasak, mencuci dan mandi.
Padahal menurutnya air di saluran irigasi subak tersebut berisiko untuk kesehatan karena terkontaminasi oleh investisida petani atau bahan kimia lainnya yang digunakan oleh petani sawah.
Perbekel Yehembang Made Semadi mengaku telah berkoordinasi dengan pihak PDAM terkait penanganan masalah tersebut.
Memang benar itu kendalannya karena debit air di sungai yang menjadi sumber PDAM menurun tajam karena musim kemarau. Sehingga air tidak bisa disalurkan ke warga pelanggan. (dar)