Kabarnusa.com – Warga masih keberatan dengan aktivitas keagamaan I Wayan Arka yang tinggal di Dusun Pengragoan Dauh Tukad, Desa Pengragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana Bali.
Diketahui, pria asal Ketewel Kabupaten Gianyar itu, awalnya membeli tanah di pinggir jalan raya Denpasar-Gilimanuk, tepatnya di Dusun Pengragoan Dauh Tukad.
Sejak tinggal di dusun itu, Arka bersama keluarga tidak terdaftar sebagai warga adat setempat.
Di awal tahun 2015, Arka membangun sebuah patung besar dan tinggi. Bentuknya aneh menyerupai raksasa.
Warga sempat bertanya, terkait keberadaan patung. Kala itu, dijelaskan hanya untuk hiasan.
“Setelah patungnya jadi, dijadikan tempat persembahyangan bersama pengikutntya, ” ujar I Ketut Mustika, Kelian Dusun Pengragoan Dauh Tukad, Minggu (24/4/2016).
Hanya saja, warga keberatan karena menilai kegiatan keagamaan Arka, menyimpang dari ajaran Hindu dan tidak sesuai adat setempat.
Warga memprotes beramai-ramai datang ke rumag Arka, seraya meminta agar patung itu dirobohkan.
Kejadian pada Sabtu 23 April malam kemarin, bukan kali pertama warga datang. Sebelumnya, tahun 2015, kejadian serupa juga terjadi.
Hingga kembali ada kegiatan persembahyangan di rumah Arka, diikuti sekira 150 pengikut
Warga khawatir, kegiatan keagamaan yang dianggap menyimpang itu bisa bangkit kembali sehingga mereka mendatangi rumah Arka.
Hingga kini, belum diperoleh penjelasan dari Arka, atas apa yang menjadi keberatan warga tersebut. (dar)