Wisatawan Sepi saat Pandemi, Menteri Teten Ajak Masyarakat Ubah Mindset Kembangkan Jiwa Entrepreneur

9 Juni 2021, 00:15 WIB
Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki saat diskusi di Kantor BTB
Bali, Renon, Denpasar

Denpasar – Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki mengajak
masyarakat Bali mengubah mainset dengan mengembangkan jiwa kewirausahaan atau
entrepreneur.

“Saya yakin, banyak yang rindu dengan berbagai produk khas Bali. Ubah mindset,
kembangkan jiwa entrepreneur,” ajaknya dalam diskusi di Kantor BTB Bali,
Denpasar, Selasa 8 Juni 2021.

Teten mendukung kebijakan spasial untuk pemulihan ekonomi Bali yang terpuruk
karena pandemi Covid-19.

Dukungan tersebut disampaikannya pada acara silaturahmi dan diskusi dengan
Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Provinsi Bali/Bali Tourism
Board. Menkop UKM menyampaikan bahwa Bali merupakan daerah yang punya posisi
sangat strategis.

Dengan potensi pariwisata yang dimiliki, Bali telah memberi kontribusi besar
bagi perekonomian nasional. Bahkan, ia menyebut Bali adalah lokomotif
pariwisata nasional. Karena itu, tak berlebihan jika ia mengatakan bahwa
pemerintah berhutang pada Bali.

“Kita semua wajib ikut bertanggung jawab dan berkolaborasi untuk pemulihan dan
kebangkitan ekonomi Bali.” ucapnya. Salah satu hal yang bisa dilakukan
pemerintah adalah kebijakan spasial dalam bentuk fiscal kepada Daerah Bali
agar pemulihannya bisa lebih dipercepat.

Terkait upaya pemulihan Bali, Menkop UKM membaginya dalam tiga fase yaitu fase
pandemi, survival dan transformasi. Pada fase pandemi yang saat ini masih
dihadapi masyarakat dunia, menurutnya Bali perlu melakukan kampanye
besar-besaran tentang penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Saat ini, perlu meyakinkan wisatawan bahwa mereka aman ketika berkunjung ke
Bali, aman karena prokes diterapkan dengan baik. “Prokesnya yang kita
tonjolkan untuk meyakinkan, karena sampai saat ini negara manapun belum bisa
memberi jaminan kalau Covid-19 itu sudah tidak ada,” urainya.

Teten menyampaikan bahwa sesungguhnya wisatawan domestik maupun manca negara
sudah sangat rindu plesiran ke Pulau Dewata. Namun sebagian besar masih
menahan diri karena belum yakin dengan penerapan prokes.

“Ini perlu kampanye secara terus menerus agar mereka yakin prokes telah
diterapkan secara benar. Promosi seperti subsidi tiket atau diskon kamar hotel
tidak efektif untuk saat ini,” imbuhnya.

Berikutnya masuk pada fase survival, Teten berpendapat perlunya perubahan
strategi dari ‘Bali dikunjungi dunia’ menjadi ‘Bali mengunjungi dunia’.
Artinya, produk-produk khas Bali yang harus lebih banyak go international
dengan memanfaatkan market digital.

Untuk itu, sangat dibutuhkan pendampingan dan dorongan untuk menumbuhkan
semangat kewirausahaan. “Saya yakin, banyak yang rindu dengan berbagai produk
khas Bali. Ubah mindset, kembangkan jiwa entrepreneur,” ajaknya.

Menginjak ke fase transformasi pasca pandemi, Menkop UKM mengingatkan agar
Bali jangan 100 persen mengandalkan pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwisata
yang rentan terhadap berbagai isu seperti keamanan dan kesehatan.

Daerah Bali didorong untuk mengoptimalkan pengembangan potensi ekonomi kreatif
berbasis sumber daya alam seperti kelautan dan lainnya.

Lebih dari itu, transformasi juga bisa dilakukan pada pengemasan seni dan
budaya dalam pertunjukan digital. Namun untuk saat ini, ia menilai pemulihan
pariwisata menjadi prioritas karena sektor ini akan menarik gerbong ekonomi
lainnya untuk bangkit dan kembali tumbuh.

Sependapat dengan Menkop UKM, Wakil Gubernur Bali Prof. Tjokorda Oka Artha
Ardhana Sukawati (Cok Ace) menyebut pandemi Covid-19 sebagai momentum yang
mengingatkan kembali bahwa pariwisata merupakan sektor yang sangat rapuh dan
riskan terhadap berbagai isu, utamanya keamanan dan kesehatan.

“Ketika daerah lain sudah mulai tumbuh positif, kami di Bali masih harus
menghadapi kontraksi ekonomi yang berlarut-larut,” ujarnya.

Kondisi ini menurutnya disebabkan besarnya ketergantungan Bali pada
pariwisata, dimana 53 persen PDRB Bali bertumpu pada sektor ini. Kendati ada
sektor UMKM, Wagub yang juga menjabat sebagai Ketua BPD PHRI Bali ini menilai
perkembangannya belum optimal.

Menurutnya, untuk pengembangan sektor UMKM di Bali, kemampuan memanfaatkan
market digital perlu terus ditingkatkan.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho dan Ketua GIPI Bali/BTB Ida
Bagus Agung Partha Adnyana (Gus Agung) sangat berharap adanya kebijakan
spasial untuk pemulihan ekonomi Bali.

Karena tanpa campur tangan dari pemerintah, keduanya berpendapat pemulihan
ekonomi Bali akan sangat berat. Acara diskusi diisi penandatangan MoU antara
GIPI Bali dengan Indonesia Creative Cities Network (ICCN).

ICCN atau Jejaring Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia yang diketuai Staf Khusus
Kementerian Koperasi dan UKM Fiki Satari adalah simpul organisasi yang
berkomitmen untuk mewujudkan 10 Prinsip Kota Kreatif.

ICCN berkomitmen memajukan kota-kota kreatif di Indonesia, dengan melakukan
riset dan pengembangan untuk menumbuhkan pembangunan ekonomi dengan engine
kreativitas (mesin penggerak kreativitas) yang berupa ide/gagasan kreatif dan
inovatif yang ditopang kelengkapan infrastruktur kelembagaan dalam
keterlibatan unsur pentahelix (birokrasi, akademisi, bisnis, komunitas dan
media) serta adanya dukungan infrastruktur digital yang berkualitas dan
modern. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini