PANDEGLANG– Melalui program Sisternet, XL Axiata sangat antusias menyambut kerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia (Kemendes PDTT) untuk meningkatkan kemampuan masyarakat di wilayah pedesaan dalam memanfaatkan keunggulan teknologi internet cepat dan media sosial (medsos) guna meningkatkan produktivitas ekonomi.
PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) berkomitmen kuat untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan masyarakat memasuki era ekonomi digital.
Implementasi program kerjasama ini diawali di Pandeglang, Banten, (17/4/2018), dengan sebuah lokakarya atau workshop calon pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) daerah tertinggal dari Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.
Hadir Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo, Bupati Pandeglang, Irna Narulita, dan Group Head Corporate Communications PT. XL Axiata, Tbk, Tri Wahyuningsih dan Direktur Pengembangan SDM Ditjen PDT Kemendesa Priyono.
“XL Axiata sejak awal berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan masyarakat dalam memasuki era digital,” tutur Group Head Corporate Communications PT. XL Axiata, Tbk, Tri Wahyuningsih dalam rilis.
Hal itu, mampu diwujudkan dengan terus memperluas wilayah layanan data dan internet cepat 4G hingga ke pelosok-pelosok daerah di hampir seluruh provinsi Indonesia. Selain itu, kami juga menggelar program-program yang bersifat memperluat kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan internet untuk tujuan produktif, baik guna meningkatkan perekonomian, pendidikan, maupun aktivitas sosial ekonomi lainnya.
Pihaknya menyambut baik kerjasama dengan Kementerian Desa ini, yang insyallah akan meliputi berbagai wilayah di Tanah Air dalam setahun ke depan.”
Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo, mengatakan, “Saat ini terdapat 122 daerah tertinggal di Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 131 Tahun 2015 Tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019. Diperlukan strategi untuk percepatan pembangunan daerah tertinggal salah satunya melalui pengembangan perekonomian masyakakat.
Percepatan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat di daerah tertinggal ini tidak dapat dilakukan dengan cara biasa, diperlukan implementasi teknologi dan inovasi, termasuk untuk membuka jaringan pemasaran di daerah teringgal. Untuk itulah pengembangan ekonomi digital perlu diterapkan pada daerah-daerah tertinggal ini. ”
Saat ini, sebanyak 143,26 juta jiwa, atau 54,68% dari 262 juta penduduk Indonesia adalah pengguna internet. Pada Januari 2018, jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 130 juta akun sehingga menempatkan Indonesia sebagai negara pengguna Facebook terbesar ke-4 di dunia.
Sebesar 97% di antaranya merupakan pengguna Facebook yang aktif melalui smartphone. Artinya Indonesia merupakan ‘Pasar Besar’ untuk menjadi sasaran pemasaran hasil produk unggulan daerah secara online, termasuk produk unggulan di daerah tertinggal. Melalui pengembangan digital ekonomi, masyarakat di daerah tertinggal dapat langsung berjualan secara online. Hal ini akan membuka link antara desa-desa di daerah tertinggal dengan kota-kota pusat pertumbuhan melalui teknologi informasi.
Mengutip statement Presiden RI, Joko Widodo belum lama ini, Samsul mengatakan bahwa era digital akan semakin menantang kita dalam kehidupan sosial, ekonomi, serta pemerintahan. Era ini menuntut semua serba digital. Semua serba cepat dan efisien. Karena itu kita perlu melakukan lompatan ke depan, supaya tidak tertinggal.” Oleh karena itu, menjadi tugas pemerintah saat ini untuk mendukung ekosistem digital ekonomi dapat tumbuh dan berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, tak terkecuali bagi masyarakat di daerah tertinggal.
Guna implementasi program dukungan bagi Kemendes ini, XL Axiata melalui Sisternet akan membuka Program Kelas Kreatif Inspiratif. Kelas ini akan mengajarkan kepada para calon pengelola BUMDes terutama materi mengenai internet dasar dan media sosial sebagai sarana pemasaran dalam workshop selama 2 (dua) hari yang akan dilaksanakan di Saung Terampil milik Kemendesa yang terletak di Desa Cikeusik, Pandeglang.
Melalui kelas ini, XL Axiata berharap para calon pengelola BUMDes akan memiliki pemahaman yang lebih dalam mengenai keunggulan teknologi internet, ekonomi digital, serta potensi ekonomi di desa mareka masing-masing yang bisa dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi digital/internet terutama dalam pasaran atau promosi.
Dengan Sisternet, XL Axiata menyediakan jaringan wifi selama berlangsungnya Kelas Kreatif Inspiratif ini. Selain itu juga ada Perdana Internet 1,5 Gb Semua Jaringan dan fasilitas Gratis Nelpon dan SMS ke nomer XL 24 Jam untuk seluruh peserta workshop. Untuk info lengkapnya dapat kunjungi website Sisternet di www.sisternet.co.id.
Kemendes memandang penguatan kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan internet dan teknologi digital perlu segera dilakukan di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak mengingat besarnya potensi sumber daya alam yang ada di sana dan bisa segera dikembangkan.
Lebih khusus lagi, pemanfaatan internet/teknologi digital ini juga bisa meningkatkan peran serta kaum perempuan, baik dalam ekonomi keluarga maupun lingkungan.
Karena itu pula, workshop khususini juga untuk meningkatkan peran perempuan dalam pengembangan ekonomi digital di pedesaan sesuai tema “Pentingnya Internet dan media sosial dalam membangun ekonomi digital Perempuan”.
Kedua pihak berharap, program dan kerjasama ini akan mampu mengurangi angka pengangguran di daerah tertinggal yang ada di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak dengan tersedianya tenaga kerja terampil yang nantinya akan dapat membuka lapangan usaha sendiri dan tidak tergantung dengan perusahan.
Selain itu, kerjasama ini juga diharapkan akan mampu meningkatkan kemampuan masyarakat khususnya perempuan dalam bidang pengelolaan manajemen usaha di bidang ekonomi digital sebagai bekal untuk pengelolaan BUMDes yang lebih maju dan berkembang.
Program kerjasama XL Axiata dan Kemendes juga akan dilaksanakan di sejumlah daerah. Antara lain, Lombok Tengah dan Situbondo. (des)