Yuuk..Telusuri Kazanah Kekuatan Kuliner Nusantara

6 Juni 2015, 04:51 WIB
Rr. Reki Mayangsari Tjitrowardojo, S.E., M.A.

Kabarnusa.com – Makanan karya leluhur dari berbagai belahan daerah di Tanah Air memiliki sejarah panjang sarat akan tradisi dan makna simboliknya yang mengandung doa dan harapan.

Masakan bukan hanya sekedar hidangan untuk mengenyangkan perut. Ada cerita-cerita di balik setiap makanan dan penyajiannya yang membuatnya istimewa.

Makanan memiliki makna simbolik dan tradisi yang menggambarkan lingkungan di mana makanan itu berasal.

Karenanya, memasak tidak sekedar sebuah teknik mengolah makanan, namun memiliki nilai budaya yang membuatnya lebih dari sekedar rasa enak.

Penerbit Lintas Kata Bali menerbitkan buku berjudul Rahasia Masakan Legendaris Jawa. Buku ini berisi resep-resep dan cerita di balik makanan dalam tradisi lingkungan keraton Jawa.

Buku ditulis Rr. Reki Mayangsari Tjitrowardojo, S.E., M.A. ini akan diluncurkan tanggal 7 Juni 2015 pukul 14.00 WITA di Bar Luna, Casaluna, Ubud.

Buku ini membahas beberapa jenis masakan dan maknanya dengan susunan yang disesuaikan dengan  siklus kehidupan, mulai dari masa kehamilan, kelahiran, pernikahan, dan kematian.

“Makna di balik makanan-makanan itu rata-rata merupakan doa dan harapan baik dari para leluhur yang disampaikan lisan secara turun-temurun sejak zaman dahulu kala,” tulis Dorothea Rosa Herliany dari Penerbit Lintas Kata Bali dalam siaran persnya diterima Kabarnusa.com, Sabtu (6/6/2015). 

Sebagai contoh yaitu sambal tumpang. Sambal ini merupakan hidangan yang disajikan pada saat upacara siraman dalam prosesi pernikahan serta disajikan pula pada  upacara menstruasi.

Hidangan ini merupakan simbol harapan bagi orang Jawa agar di masa depan anak-anak mereka tidak berada di posisi bawah tapi di atas (tumpang, bahasa Jawa, dari kata temumpang yang artinya berada di atas).

Peluncuran buku ini merupakan rangkaian acara Ubud Food Festival yang diselenggarakan pada tanggal 5-7 Juni 2015.

Kata Rosa, acara peluncuran buku Rahasia Masakan Legendaris Jawa terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. (gek)

Berita Lainnya

Terkini