2014, Deadline Industri Sawit Terapkan ISPO

13 Februari 2014, 06:27 WIB
Perkebunan sawit (foto:Google)

Kabarnusa.com, Denpasar – Pemerintah memberi deadline batas waktu sampai akhir tahun 2014 agar kalangan industri sawit di Tanah Air segera menerapkan sertifikasi “Indonesian Sustainable Palm Oil” (ISPO).
 

Kebijakan untuk menerapkan sertifikat ISPO dimaksudkan guna mendukung pengembangan budidaya kelapa sawit di Indonesia berkelanjutan,

“Pemerintah menaruh harapan besar agar pemangku kepentingan, khususnya industri kelapa sawit mendukung pencapaian sertifikasi kelapa sawit Indonesia itu,” jelas Menteri Pertanian Suswono pada “International Conference on Oil Palm and Evironment (ICOPE) 2014 di Kuta, Bali, Rabu (12/2/2014).

Potensi bidang perkebunan di Indonesia terutama kepala sawit karena areal lahan perkebunan kelapa sawit yang cukup luas tersebar di beberapa daerah di Tanah Air.

Kebijakan paling signifikan yang terus didorong pemerintah berupa penerapan pengikat sertifikat ISPO.

Ketua Panitia Pengarah ICOPE 2014 Daud Dharsono mengatakan kegiatan tersebut dihadiri 400 peserta dari berbagai latar belakang mulai para pakar, pengambil kebijakan, pelaku usaha perkebunan, perbankan, akademisi, lembaga swadaya masyarakat.

Disebutkan, peserta berasal kawasan Eropa, Amerika Serikat, Afrika dan Asia menyampaikan gagasan pandangan bagaimana mewujudkan pemgembangan budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan sebagaimana pencapaian ISPO .

Lewat berbagai, diskusi dan berbagi pengalaman serta mencari pemahaman seputar pengembangan perkebunan kelapa sawit yang produktif.

“Bagaimana pengembangan kepala sawit yang berdaya guna, namun tetap ramah lingkungan,” katanya.

Pada ajang tingkat dunia dua tahunan ini, dipandang penting bagi pengembangan kelapa sawit Indonesia ke depan.

Dia menambahkan, ajang keempat kalinya digelar itu memberi kesempatan para pimpinan pemerintah, pakar internasional, sektor swasta dan LSM yang konsen terhadap keberadaan keberadaan kelapa sawit akan berbagi praktek-praktek terbaik mengembangkan jejaring.

Juga, solusi bagi produksi minyak sawit lestari dan program perlindungan lingkungan, baik ditingkat kajian kebijakan maupun penerapannya di industri.

Perusahaan perkebunan dan organisasi-organisasi di tingkat nasional maupun internasional yang hadir akan memberikan perhatian khusus kepada isu lingkungan.

Isu lingkungan itu nantinya diimplementasikan melalui strategi berbagi pengalaman, mencari solusi dan sumberdaya antarberbagai pemangku kepentingan.

“Sektor perkebunan kelapa sawit adalah kontributor penting bagi kesejahteraan ekonomi bangsa Indonesia,” imbuhnya.

Mengingat, produk yang dihasilkan merupakan jawaban bagi kebutuhan dunia terhadap pangan dan energi.

Sektor perkebunan ini harus dikelola secara berkelanjutan dan ramah lingkungan agar kita terus dapat menikmati manfaatnya,” tutupnya.

Hadir dalam ajang itu Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya dan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Agrobisnis dan Pangan Franky O Widja. (gek)

Berita Lainnya

Terkini