Pesan Menyentuh Menteri Hukum saat Lantik 11 Pimpinan Baru di Kemenkum RI
16 November 2024,
22:39
WIB
Jakarta – Tiga puluh lima peserta Sekolah Staf Presiden (SSP) angkatan pertama menjalani tes COVID-19, dan langsung mengikuti kelas kepemimpinan oleh Kepala Staf Kepresidenan Dr. Moeldoko, di gedung Bina Graha Jakarta, Senin (25/7/2022).
Sebelum menyampaikan paparan, Moeldoko terlebih dulu berbagi pengalamannya dalam membentuk jiwa kepemimpinan. Ia menyebut, momentum tersebut didapatkan saat mendapat kesempatan untuk mengikuti rapat bersama pimpinan TNI AD.
“Di mana saya satu-satunya Kapten di tengah para Jendral. Di situlah mata saya terbuka akan kompleksitas permasalahan yang harus dihadapi para pimpinan. Sejak itu, saya mulai memfokuskan diri untuk mencari dan menjadi solusi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi,” ujar Moeldoko.
Hari Anak Nasional, Astra Motor Bali Kenalkan Keselamatan Berkendara Sejak Dini
Tiga puluh lima peserta ini, Moeldoko menambahkan, beragam latar belakang pendidikannya. Mulai dari SMA, S1, dan S2. Ia memastikan, seleksi peserta SSP ini berjalan ketat dan tidak memiliki kepentingan apapun.
“Mengelola negara itu tidak mudah. Mengelola negara butuh pengalaman. Apa yang kalian dapatkan di sini (Kantor Staf Presiden) dapat menjadi bekal untuk menjadi pemimpin yang penuh dengan referensi,” tuturnya.
Moeldoko menegaskan, pemimpin harus memahami persoalan. Untuk itu, Ia meminta peserta SSP benar-benar memanfaatkan kesempatan untuk belajar dan mendapat pengalaman dalam mengelola negara di Kantor Staf Presiden.
Kutuk Penyerangan di Nduga, Moeldoko Pastikan Pemerintah Bergerak Cepat Tangkap Pelaku
“Pemimpin yang benar-benar memahami persoalan, dan bukan hanya menjadi komentator yang tidak paham dengan apa yang dibicarakan,” sambungnya.
Pada kesempatan itu, Moeldoko juga membeberkan capaian kinerja Kantor Staf Presiden dalam mengurai berbagai persoalan terkait program dan isu strategis pemerintah. Seperti penanganan dan pengendalian COVID-19, reforma agraria, penurunan stunting, dan persoalan subsidi BBM untuk nelayan.
“Ke depan tantangan kita masih besar. Ancaman perubahan iklim hingga krisis pangan dan energi. Di tangan kalian tantangan itu harus diselesaikan,” tutupnya. ***
