KabarNusa.com –
 Miasih Tenaga Kerja Indonesia asal Nusa Tenggara Barat yang bekerja di
 Jeddah, Arab Saudi diduga mengalami penyekapan selama empat tahun dan
 terus disiksa majikannya jika menagih gaji.
Kabar penyiksaan yang dialami janda satu anak itu diterima pihak keluarga setelah berhasil menghubungi lewat telepon seluler.
“Ponakan
 saya saat menelpon kami mengaku kerap disiksa majikannya,” kata M
 Gazali paman korban dihubungi lewat telefon dari Denpasar, Rabu
 (6/8/2014).
Gazali yang menetap di Bali itu, terpaksa bolak balik
 ke Dusun Batu Bangke, Desa Landah Kec. Praya Tumur, NTB guna mengadukan
 nasib yang dialami anak dari saudara sepupunya ke DPRD Provinsi NTB.
Dari cerita singkat korban, diketahui jika aksi penyekapan dan penganiayan ang dialami terjadi selama empat tahun terakhir.
Sejak
 enam tahun lalu, Miasah merantau ke Arab lewat perusahan pengerah
 tenaga kerja akhirnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Yang
 membuat kelurga miris, selama empat tahun korban tidak digaji. Setiap
 kali menanyakan gaji, justru disiksa, dipukul memakai Sabuk.
Kekejaman sang majikan bahkan tak segan sampai membenturkan kepala korban ke tembok.
“Baru kemarin ini ia dapat melarikan diri sekapan dan siksaan majikannya,”sambung Gazali.
Pihaknya
 sudah melaporkan kasus ini ke PJTKI yang memberangkatkan Miasih sejak
 enam bulan lalu di Mataram, namun sampai saat ini tidak ada tindak
 lanjut.” katanya.
Miasih sendiri akhirnya berhasil meloloskan diri dari rumah majikan dan diantar oleh pekerja asal NTB ke KBRI setempat.
Keluarga
 Miasih hanya bisa berharap pemerintah Indonesia dalam hal ini Presiden
 Susilo Bambang Yudhoyono dapat membantu masalah yang membelit korban
 agar bisa mendapat perlindungan hukum.
“Kami minta majikannya di
 Jedadh bisa dihukum seadil-adilnya karena telah menyiksa ponakan kami
 cukup lama dan haknya memperoleh gaji bisa segera diterima,” harapnya.
 
 

 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 