70 Persen untuk Lahan Pertanian, Tabanan Pacu Sektor Hulu

17 Maret 2015, 21:22 WIB

Kabarnusa.com– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan akan memfokuskan arah pembangunan dengan memacu berbagai sektor hulu pada tahun 2016.

Selain tetap menitikberatkan pada sektor pertanian yang menjadi andalan, fokus arah pembangunan Tabanan lebih dimekarkan lagi.

Salah satunya dengan memacu pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang nantinya diharapkan mampu membantu para petani dalam memasarkan hasil produksi pertanian.

Hal tersebut sesuai tema Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2015 yakni Memacu Sektor Hulu untuk Membangkitkan Ekonomi Kerakyatan Berbasis Desa yang berlangsung di halaman rumah jabatan Bupati Tabanan, Selasa (17/3/2015).

Selain dihadiri Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti dan Wakil Bupati I Komang Gede Sanjaya, musyawarah dihadiri seluruh camat, perbekel, dan elemen masyarakat Tabanan. Hadir pula dari pihak legislatif yakni Ketua DPRD Tabanan I Ketut Suryadi beserta seluruh ketua komisi.

Bupati Wiryastuti menegaskan, pembangunan di Tabanan harus tetap berbasiskan sektor pertanian.

“Sebagian besar masyarakat Tabanan bermata pencaharian petani dan penggunaan lahannya lebih dari 70 persen untuk sektor yang satu ini,” ujar Bupati Eka.

Ini juga yang menjadi awal gagasan munculnya berbagai program penunjang sektor pertanian seperti Gerbang Pangan Serasi, Gerbang Indah Serasi, Gerbang Emas, Keramba Emas. Serta Program Partisipatif Infrastruktur Pedesaan, dan Program Partisipatif Budidaya Ikan Lele.

“Seluruh program tersebut harus sinergi mulai dari hulu hingga hilir dan menjadi program yang menyeluruh, berimbang, dan bertahan lama,” imbuhnya.

Sepanjang 2015 pembangunan Tabanan lebih banyak mengarah pada infrastruktur jalan. Meski infrastruktur yang satu ini sangat vital untuk kegiatan perekonomian, infrastruktur penunjang sektor pertanian lainnya juga tidak bisa diabaikan.

Salah satunya yang berkaitan dengan pemasaran produk pertanian.

“Selama ini masalah klasik pertanian macam-macam. Petani tidak dapat harga yang pantas dengan hasil panennya. Kalau tidak harga jatuh saat panen melimpah. Keuntungan hanya dinikmati pengusaha. Ini yang perlu dicarikan jalan keluarnya,” bebernya.

Berkaca dari itulah, pihaknya secara intensif menggali ide dan masukan dari berbagai kalangan. Sehingga tercetuslah gagasan membangun BUMDes yang berbasis pertanian.
Harapannya, potensi pertanian di masing-masing desa bisa dikelola dan diserap dengan baik. Mulai dari proses penanaman hingga pengolahannya.

“Mulai dari pemberdayaan subak dan kelompok-kelompok usaha yang bergerak dalam pengolahan hasil pertanian.

Dengan demikian konsep hulu dan hilir akan berjalan sinergis dan mata rantainya tidak putus. (gus)

Berita Lainnya

Terkini