Ada 165 Kawasan Konservasi Potensial Dikembangkan Perikanan Berkelanjutan

20 Oktober 2018, 12:05 WIB
Direktur Eksekutif CTC Rili Djohani dalam paparan workshop wartawan dengan tema perikanan berkelanjutan dan konservasi perikanan di Indonesia

DENPASAR – Indonesia memiliki setidaknya 165 kawasan konservasi perairan dan hutan seluas 20 juta hektar yang bisa dikembangkan dalam mendukung perikanan berkelanjutan. Perikanan yang berkelanjutan menjadi tema besar yang akan didiskusikan delegasi berbagai negara peserta di Our Ocean Conference, tanggal 29 30 Oktober 2018 di Bali.

Yang menarik, semua topik ini berhubungan langsung dengan hajat hidup orang banyak, khususnya untuk penduduk negara kelautan seperti Indonesia.

Direktur Eksekutif Coral Triangle Centre (CTC) Rili Djohani menjelaskan, konsep perikanan berkelanjutan harus mengacu kepada “triple bottom line” yaitu menciptakan potensi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan sosial kehidupan masyarakat.

“Juga memastikan terciptanya keseimbangan lingkungan hidup,” ujar Rili dalam keterangan pada workshop untuk wartawan dengan tema perikanan berkelanjutan dan konservasi perikanan di Indonesia yang digelar di Coral Triangel Center (CTC) Sanur Denpasar, Sabtu (20/10/2018).

Saat ini, sudah ada 165 kawasan konservasi perairan yang sangat potensial untuk mendukung tujuan dari perikanan yang berkelanjutan tersebut. Kawasan Konservasi memegang peranan penting dalam manajemen perikanan yang berkelanjutan.

Pasalnya, kawasan ini mempunyai potensi untuk memastikan terciptanya ekosistem yang kondusif bagi ikan-ikan untuk berkembang baik. Hanya saja, dari jumlah itu, sekitar 60 persen dari total luas KKP di Indonesia itu baru pada tahap dicadangkan, sehingga belum dimanfaatkan sebagaimana seharusnya KKP sendiri.

Untuk itu, salah satu hal penting yang dapat dilakukan adalah memastikan pengelolaan KKP yang efektif. CTC merupakan sebuah organisasi yang sangat memahami sehingga merancang program peningkatan kapasitas masyarakat, terutama di daerah konservasi.

Sementara, Kepala Pusat Riset Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Dr.Ir.Toni Ruchimat mengingatkan, sumber daya ikan walaupun berkembang biak, namun bukan berarti tidak terbatas.

Diperlukan pengelolaan perikanan yang tepat dan berkelanjutan, termasuk penangkapan ikan yang bertanggung jawab. Selain itu, dalam pemanfaatannya juga harus berdasarkan prinsip berkeadilan.Inilah yang selalu ditegaskan pemerintah, melalui regulasi- regulasi yang dikeluarkan.

Demikian juga, pengaturan aktifitas penangkapan ikan juga sangat penting mengingat aktifitas penangkapan tidak hanya berdampak kepada sasaran spesiesnya, tetapi juga berdampak kepada lingkungan dimana spesies itu berada.

“Inilah mengapa pentingnya pentinganya pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management/EAFM),” katanya. Untuk melakukan pengelolaan perikanan yang baik, harus tahu kondisi populasi sumber daya ikan.

Untuk mengetahui kondisi perikanan kita di Indonesia yang memiliki ketersediaan data yang terbatas, ada metoda yang bisa digunakan Metoda Pendugaan Rasio Potensi Pemijahan berdasarkan data panjang ikan.

“Ini bisa lebih murah dan lebih mudah dilakukan,” kata Pakar Konservasi Sumber Daya Perikanan Abdul Halim. Ada tiga data penting bisa didapatkan dengan metode sederhana itu yakni bagaimana stok populasi ikan, mengetahui keberhasilan pengelolaan ikan dan intervensi pengelolaan.

Diketahui, Our Ocean Conference / 00C kali ini mengambil tema “Our Ocean Our Legacy/Laut Kita Warisan Kita” akan membicarakan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai dalam pengelolaan laut di dunia, termasuk di Indonesia, serta tantangan yang dihadapi dalam menciptakan keseimbangan laut.

Ada enam topik yang akan dibicarakan selama dua hari konferensi tersebut yaitu: Kawasan Konservasi Perairan, Perubahan Iklim, Perikanan yang Berkelanjutan, Polusi Laut, Ekonomi Biru yang Berkelanjutan dan Konservasi Perairan. (rhm)

Berita Lainnya

Terkini